Komisi C Cek Embong Milik BPBD

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Meski memiliki sarana dan prasarana yang minim, namun justru membuat petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya lebih kreatif dalam mengantisipasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) selama musim kemarau 2018 ini.

Usaha kreatif petugas BPBD Kota Palangka Raya ini adalah dengan membuat embong semi permanen. Embong yang terbuat dari kayu hutan dan terpal ini dibuat di lokasi yang jauh dari jalan raya.

Kemudian embong ini diisi air yang disedot dari sumur bor yang dibuat oleh pemerintah di daerah Jalan Bukit Keminting, Kelurahan Menteng, Kecamatan Jekan Raya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kota Palangka Raya, Sihang mengatakan dengan dibuatnya embong ini maka akan memudahkan petugas untuk melakukan pemadaman Karhutla.

“Embung ini kita buat karena biasanya lokasi Karhuta berada jauh dari jalan raya. Tapi dengan embong ini maka nantinya pemadaman bisa lebih cepat, karena stok air sudah tersedia,” ucap Sihang kepada Ketua Komisi C DPRD Kota Palangka Raya, Mukarramah bersama dua anggota dewan lainnya saat melakukan pengecekan embung, Kamis (4/10/2018).

Mukarramah dan Rusdiansyah sebagai wakil rakyat pun sangat mengapresiasi ide kreatif yang dilakukan BPBD dengan membuat embung untuk mencegah terjadinya Karhutla.

Meski BPBD sudah siap sedia, namun Mukarramah dan Rusdiansyah berharap bencana Karhutla di Kota Palangka Raya bisa dicegah. (MC. Isen Mulang/engga)

Realisasi Serapan Keuangan Pemko Rendah

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Realisasi serapan keuangan di Pemerintah Kota Palangka Raya hingga Oktober 2018 ini sangat rendah jika dibandingkan dengan 13 kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah.

Realisasi keuangan Kota Palangka Raya baru mencapai 49,62 persen. Capaian ini menempatkan Palangka Raya di rangking 10 dari 14 kabupaten dan satu kota.

Sedangkan urutan pertama adalah Kabupaten Barito Selatan dengan realisasi 55,79 persen dan rangking 14 adalah Kabupaten Kapuas dengan realisasi serapan keuangan 46,14 persen. 

Progres serapan keuangan ini terungkap saat jajaran Pemerintah Kota Palangka Raya mengadakan rapat pra pim TEPRA di Ruang Peteng Karuhei III, Kamis (4/10/2018).

Rendahnya realisasi keuangan di Pemerintah Kota Palangka Raya ini karena serapan kegiatan dari satuan organisasi perangkat daerah (SOPD) juga rendah.

Dari lebih 30 SOPD lingkup Pemerintah Kota Palangka Raya yang kinerjanya paling rendah adalah Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Rakyat Kota Palangka Raya dan yang paling baik adalah Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya.

Dalam arahannya Asisten II Setda Kota Palangka Raya, Kandarani mengimbau kepada SOPD yang pos anggarannya paling besar untuk memanfaatkan sisa waktu yang tinggal tiga bulan ini agar menggenjot pelaksanaan kegiatan program.

“Jangan sampai ada kesan kejar target, sehingga hasilnya tidak maksimal, karena itu melalui rapat ini saya minta semua SOPD membuat alasan penyebab keterlambatan serapan anggaran, sehingga kita bisa mencarikan solusinya,” tandasnya. (MC. Isen Mulang/engga)

Disdik Palangka Raya Belum Keluarkan Kebijakan Mengenai Kabut Asap

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Kabut asap tipis yang mulai menyelimuti wilayah kota Palangka Raya dampaknya dikuatirkan mengganggu aktivitas belajar mengajar di sekolah.

Kondisi ini tentu tidak luput dari perhatian serius Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya terutama melalui pihak Dinas Pendikan (Disdik) kota.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Sahdin Hasan mengatakan, pihaknya saat ini belum bisa mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan peserta didik. Hal itu kata dia bukan tanpa sebab, mengingat kondisi kabut asap di Palangka Raya masih belum terlalu parah.

“Kami tetap melakukan pemantauan kondisi kualitas udara dalam seminggu terakhir ini, bilamana kondisi kabut asap parah, maka udah barang tentu kami siap mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan peserta didik, minimal mengurangi jam belajar,” katanya, Rabu (3/10/2018).

Saat ini imbuh Sahdin, pihaknya hanya menyarankan kepada peserta didik, terutama melalui dana swadaya masing masing orang tua maupun para guru disekolah agar dapat membeli masker, selanjutnya dipakai saat berangkat sekolah, mengikuti proses belajar mengajar dikelas maupun pulang sekolah.

Eko, salah seorang pelajar sekolah menengah pertama di Palangka Raya mengaku merasa mulai terganggu dengan kondisi kabut asap saat ini. Terlebih kata dia, bau menyengat kayu yang terbakar cukup terasa masuk ke dalam ruangan kelas saat proses belajar mengajar.

“Berangkat sekolah maupun pulang sekolah mata terasa perih, bahkan banyak teman-teman yang saat ini terserang batuk-batuk dan radang tenggorokan,” tuturnya. (MC. Isen Mulang.1/engga)

Anjab Dan ABK Menjamin ASN Yang Profesional

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Para Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemerintah Kota Palangka Raya mengikuti sosialisasi penyusunan analisis jabatan (Anjab) dan analisis beban kerja (ABN).

Sosialisasi yang dilaksanakan di Ruang Peteng Karuhei II ini dibuka oleh Pelaksana Tugas Asisten I Setda Kota Palangka Raya, Murni, Rabu (3/10/2018).

Dalam sambutannya Murni mengatakan penyusunan Anjab dan ABK bukan hal baru, namun selalu menjadi masalah dalam pengimplementasiannya karena terbatasnya sumber daya aparatur yang menguasai kemampuan penyusunannya.

Padahal Anjab dan ABK merupakan bahan pertimbangan pejabat pembina kepegawaian melalui Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan Kota Palangka Raya untuk menentukan kebijakan mutasi, distribusi dan penentuan formasi calon pegawai negeri sipil (CPNS).

Murni menjelaskan penyusunan Anjab dan ABK pada hari ini adalah implementasi dari Peraturan Kepala BKN Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Penyusunan Kebutuhan Pegawai Negara dan Peraturan Kepala BKN Nomor 12 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan.

“Perlu saya sampaikan di sini bahwa tujuan penyusunan Anjab dan ABK ini untuk menjamin objektivitas, transparansi, dan kesesuaian antara tuntutan tugas dalam jabatan dengan pegawai yang akan menduduki jabatan tersebut,” tuturnya.

“Kemudian untuk mewujudkan jumlah dan kualitas ASN yang sesuai dengan kebutuhan SOPD serta menjamin distribusi ASN yang profesional,” imbuh mantan Kepala Kominfo Kota Palangka Raya ini.

Dijelaskan sosialisasi ini juga memberikan manfaat sebagai bahan pertimbangan sesuai jabatan untuk penentuan kelas jabatan dalam tunjangan berbasis kinerja. Setiap PNS harus mencapai target kinerja yang telah ditentukan berdasarkan kelas jabatan yang ditempai.

“Saya berharap seluruh peserta sosialisasi bisa mengambil manfaat dalam kegiatan ini, sehingga dalam pelaksanaannya nanti Pemerintah Kota Palangka Raya telah mempunyai role model komposisi kebutuhan kompetensi teknis, manajerial, dan formasi pegawai yang tepat,” tandasnya. (MC. Isen Mulang/engga)

Atasi Karhutla BPBD Palangka Raya Buat “Embong”

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Dalam beberapa hari terakhir ini, personil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya bersama dengan personil tim satgas kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terus berupaya melakukan pemadaman darat, khususnya diarea lahan komplek Universitas Palangka Raya, tepatnya di Jalan Bukit Keminting II, yang hingga kini area lahan gambutnya masih mengeluarkan kepulan asap.

Di lapangan tampak terlihat para personil gabungan yang dipimpin langsung Kepala BPBD Kota Palangka Raya Sihang, terus berjibaku memadamkan api di lahan yang terbakar tersebut.

“Selain mengerahkan peralatan pemadam yang ada, para personil gabungan juga membuat embong sebagai tempat stok air, mengingat kendala yang ditemui di lapangan yakni sumber air sangat jauh dari lokasi Karhutla,” ungkap Sihang, Rabu (3/9/2018).

Dijelaskan, embong yang dibuat tersebut didirikan dekat dengan lokasi kebakaran, kemudian pada embong diisi penuh air yang selanjutnya dimanfaatkan untuk disemprotkan kelokasi kebakaran dari peralatan pemadam.

“Api yang yang membakar lahan di kawasan perguruan tinggi negeri di Palangka Raya ini, sudah beberapa hari terakhir belum bisa teratasi. Makanya hari ini kita coba memblokir menyebarnya api dari arah berlawanan,” tambah Sihang lagi.

Upaya pemblokiran tersebut kata dia, tidak lain untuk mematikan api agar tidak merembet ke lahan lain, sambil melakukan proses pemadaman serta pendinginan.

“Hingga saat ini para personil gabungan terus melakukan upaya pemadaman area lahan yang terbakar itu,” tutur Sihang. (MC. Isen Mulang.1/engga)

Membakar Lahan Akan Menambah Masalah

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Asisten II Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat, Setda Kota Palangka Raya, Ikhwansyah mengatakan, asap tipis yang mulai melanda “Kota Cantik” Palangka Raya, tentu akan membawa pengaruh bagi sendi kehidupan masyarakat.

Karena itu ia pun berharap agar warga Palangka Raya dapat disiplin, terutama tidak membakar lahan dalam kondisi saat ini.

“Membakar lahan disaat kota ini sudah mengalami polusi udara, maka sama artinya akan menambah masalah,” tuturnya, Selasa (2/10/2018).

Tidak membakar lahan dimusim kemarau saat ini lanjut Ikhwansyah, berlaku pada semua aktivitas yang bisa mempengaruhi kondisi udara. Yakni tidak membakar lahan meskipun sekadar di pekarangan rumah kita masing-masing seperti membakar sampah.

“Bayangkan saja meskipun sampah yang dibakar sedikit, tapi jika setiap lingkungan membakar tentu akan menambah masalah asap juga di kota kita ini,” tandasnya.

Kata Ikhwansyah, kondisi udara yang tercemar akibat kabut asap bukan hanya akan berkaitan langsung dengan kesehatan, tetapi juga sektor lainnya.

Seperti berpengaruh pada dunia pendidikan, dimana aktivitas peserta didik akan terhambat. Begitupula dari sudut pandang ekonomi, penerbangan akan terhambat.

“Ya, dari sudut pandang perdagangan, maka akan terjadi keterlambatan pasokan bahan pokok, terutama yang didatangkan dari luar kota Palangka Raya. Hal ini juga akan mengganggu sendi perekonomian,” tambahnya.

Sebab itulah imbuh Ikhwansyah, dirinya mengimbau agar segenap elemen masyarakat Kota bisa menjaga lingkungan masing-masing, terutama jangan melakukan aktivitas membakar lahan maupun sampah di pekarangan.

Sebelumnya Kabid Penanggulangan Bencana pada Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Koffeno Nahan mengatakan, kabut asap yang terasa pekat, bisa jadi merupakan kiriman dari daerah lain.

Akan tetapi di Palangka Raya itu sendiri masih ada dua titik area lahan yang masih dilakukan pemadaman, karena masih mengeluarkan asap. Seperti di area lahan Kalampangan dan area lahan komplek Universitas Palangka Raya. (MC. Isen Mulang.1/engga)

Angka Harapan Hidup Warga Palangka Raya 73 13 Tahun

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Tingkat kesehatan masyarakat Kota Palangka Raya dari tahun ke tahun semakin membaik. Fakta ini bisa dilihat dari angka harapan hidup warga Kota Cantik semakin lama.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, drg Andjar Hari Purnomo mengatakan makin membaiknya angka harapan hidup masyarakat Kota Palangka Raya ini tidak lepas dari makin membaiknya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah.

Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya mencatat tren angka harapan hidup masyarakat terus menanjak naik. Pada 2011 rata-rata usia harapan hidup warga Palangka Raya 72,68 tahun.

“Angka tersebut jauh di atas dari angka harapan hidup Provinsi Kalimantan Tengah yang rata-rata hanya 69,09 tahun pada 2011,” kata drg Andjar, Senin (1/9/2018).

Kemudian pada 2012 angka harapan hidup naik menjadi 72,77 tahun, pada 2013 naik lagi menjadi 72,85 tahun, pada 2014 naik lagi menjadi 72,95, dan pada 2015 naik menjadi 72,97 tahun.

Selanjutnya pada 2016 angka harapan hidup warga Palangka Raya naik menjadi 73,05 tahun dan pada 2017 naik lagi menjadi 73,13 tahun. Angka rata-rata usia warga Palangka Raya 73,13 tahun ini telah mencapai target yang ditetapkan Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya yakni 73 tahun. (MC. Isen Mulang/engga)

Kabut Asap Di Palangka Raya Imbas Daerah Tetangga

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Dalam beberapa hari terakhir, kabut asap tipis akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla), mulai terjadi di Kota Palangka Raya. Seperti pada Senin (1/10/2018) pagi sekitar pukul 05.00 WIB hingga sore hari, kabut asap disertai bau yang cukup pekat  terasa oleh masyarakat Kota Palangka Raya.

Menyikapi hal tersebut, Walikota Palangka Raya, Fairid Nafarin, mengatakan, karhutla yang terjadi disejumlah daerah dari provinsi tetangga, seperti Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur maupun Kalimantan Barat. Termasuk diantaranya  karhutla dari sejumlah kabupaten di Kalteng, antara lain Kabupaten Pulang Pisau maupun Kabupaten Kotawaringin Timur,  berimbas terjadinya kabut asap tipis yang menyelimuti kawasan kota Palangka Raya.  

“Untuk Kota Palangka Raya nihil terjadinya hot spot. Kalaupun dalam beberapa hari terakhir terlihat kabut asap tipis diwilayah kota ini, adalah merupakan asap kiriman, baik dari kabupaten yang dekat dengan Palangka Raya, maupun dari provinsi tetangga,” ujarnya.

Fairid menegaskan, sejauh ini upaya yang dilakukan tim maupun satgas penanggulangan karhutla di Kota Palangka Raya, terus dilakukan secara  maksimal. Sehingga jika ditemukan titik hot spot selalu dengan cepat dilakukan upaya pemadaman.

“Kami sudah melakukan koordinasi, bahkan gubernur Kalteng meminta upaya semaksimal mungkin dalam hal pencegahan karhutla. Ibarat kata, jangan sampai aktifitas di Bandara Tjilik Riwut tidak mampu beroperasional atau lumpuh total akibat kabut asap,” tuturnya lagi.

Fairid pun mengingatkan, bahwa saat ini sudah memasuki puncak musim kemarau, sehingga potensi karhutla perlu diwaspadai seluruh lapisan masyarakat.

Samentara itu Kabid Penanggulangan Bencana pada Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Kaffeno Nahan mengatakan, bahwa memang benar sebagain besar asap tipis di kota Palangka Raya adalah akibat asap kiriman.
Namun demikian kata dia, sisa-sisa kepulan asap bekas kebakaran lahan disejumlah area lahan yang terbakar di Kota Palangka Raya, juga masih mengepulkan asap sehingga tetap memberikan dampak bagi kondisi udara. Namun secara keseluruhan frekuensi asap lebih besar dikarenakan oleh asap kiriman.

“Seperti ditahun sebelumnya, kalau karhutla terjadi di daerah tetangga, maka kota ini selalu menjadi langgganan asap kiriman,” tutupnya singkat. (MC. Isen Mulang.1/engga)

Demi Air Bersih Buat Penampungan Air Hujan Dan Biopori

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Kepala Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Pada Balai Wilayah Sungai Kalimantan II, Provinsi Kalteng, Fery Moun Hepy mengatakan, manfaat serta tujuan pembuatan bangunan permanen air hujan dan biopori yang saat ini digagas pihaknya pada empat sekolah di Palangka Raya, adalah sebagai percontohan sekaligus gerakan menampung air hujan untuk solusi air bersih.

“Pembuatan bangunan pemanenan air hujan dan biopori bertujuan untuk meningkatkan dan menggugah kesadaran para generasi muda akan pentingnya air bagi kehidupan,” ungkapnya pada acara peresmian pembangunan permanen air hujan dan biopori diSMP 14 Jalan Mahir Mahar Palangka Raya, Senin (1/10/2018). 

Kata Fery, tingginya tingkat penurunan muka air tanah saat ini lebih diakibatkan pengambilan air tanah yang berlebih sehingga membuat rendahnya daya serap permukaan tanah terhadap air hujan.

Karenanya untuk mengatasi permasalah tersebut, maka dibuatlah suatu tindakan pembuatan bangunan pemanen air hujan yang berfungsi untuk menampung air hujan ke suatu wadah.

“Penampung air hujan ini, adalah berfungsi untuk meningkatkan persediaan air bersih. Begitupula pembuatan Biopori berfungsi untuk mempercepat penyerapan genangan air di permukaan tanah,” terangnya.

Menurut Fery, selain pihaknya melaksanakan program pembuatan bangunan pemanenan air hujan dan biopori, disisi lain pihaknya juga melaksanakan gerakan nasional kemitraan penyelamatan air (GN-KPA) yakni berupa kegiatan pembersihan sungai yang bertujuan untuk menjaga keberadaan sumber-sumber air pada masa sekarang dan masa yang akan datang.

“Semua ini perlu dukungan dari masyarakat dan juga tindakan nyata dari masing-masing sektor yang terkait secara terpadu,” cetusnya.

Adapun Asisten II Sekda Kota Palangka Raya Bidang Ekonomi dan Kesra, Ikhwansyah saat membacakan sambutan Walikota Palangka Raya, Fairid Naparin dalam kegiatan tersebut mengajak semua yang hadir untuk turut serta menjaga kelestarian alam.

“Menjaga kelestarian alam adalah demi terpeliharanya sumber air di bumi, mulai dari diri kita dengan hal yang paling sederhana yaitu tidak membuang sampah sembarangan,” paparnya. (MC. Isen Mulang.1/engga)

DKPP Kota Palangka Raya Ingin Perkuat Program “Castrasi”

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Baru-baru ini Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Palangka Raya menggelar kegiatan dengan tajuk castrasi  (steril jantan), bersama dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Kalimantan Tengah. 

Kegiatan yang digelar tersebut adalah bertujuan untuk melakukan pengendalian populasi hewan penular rabies sekaligus momentum memperingati hari rabies sedunia (HRS) tahun 2018.

“Ya, kita sudah melaksanakan kegiatan castrasi bersama PDHI Kalteng dalam pengendalian populasi hewan penular rabies. Kegiatan ini dilaksanakan guna memperingati momentum HRS,” ungkap Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Verteriner (Kesmavet), DKPP Kota Palangka Raya, Sumardi, Minggu (30/9/2018).

Disebutkan, setidaknya ada 5 dokter hewan yang terlibat dalam membantu kegiatan tersebut sehingga puluhan ekor hewan kucing dan anjing jantan dapat disteril dalam satu hari kegiatan.

“Castrasi yang dilakukan saat itu dimulai dari pagi sampai sore. Castrasi hanya berlaku untuk anjing dan kucing ras lokal,” tambahnya.

Dikatakan kegiatan castrasi itu adalah untuk pertama kalinya dilakukan DKPP Palangka Raya.Ternyata, hasilnya sangat efektif dalam menekan terjadinya rabies bagi hewan, sehingga kedepan perlu diperkuat lagi pelaksanaan programnya.

“Kita berharap keberlanjutan program ini dapat terus dilaksanakan, guna mengendalikan populasi hewan penular rabies,” cetusnya.

Disebutkan Sumardi, hingga saat ini DKPP sudah memberikan vaksin anti rabies kepada 7 ribu lebih hewan penular rabies yakni anjing, kucing dan kera. Sedangkan adanya kegiatan castrasi yang dilakukan selain sangat efektif  dalam menekan terjadinya rabies bagi hewan, disisi lain juga dimaksudkan sebagai sarana untuk menekan jumlah populasi. 

“Karena kelebihan populasi juga tidak baik untuk kesejahteraan hewan, terutama membuat hewan-hewan ini terlantar dan tidak bertuan yang berujung rentan terkena rabies,” pungkasnya. (MC. Isen Mulang.1/engga)