Kabut Asap Di Palangka Raya Imbas Daerah Tetangga

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Dalam beberapa hari terakhir, kabut asap tipis akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla), mulai terjadi di Kota Palangka Raya. Seperti pada Senin (1/10/2018) pagi sekitar pukul 05.00 WIB hingga sore hari, kabut asap disertai bau yang cukup pekat  terasa oleh masyarakat Kota Palangka Raya.

Menyikapi hal tersebut, Walikota Palangka Raya, Fairid Nafarin, mengatakan, karhutla yang terjadi disejumlah daerah dari provinsi tetangga, seperti Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur maupun Kalimantan Barat. Termasuk diantaranya  karhutla dari sejumlah kabupaten di Kalteng, antara lain Kabupaten Pulang Pisau maupun Kabupaten Kotawaringin Timur,  berimbas terjadinya kabut asap tipis yang menyelimuti kawasan kota Palangka Raya.  

“Untuk Kota Palangka Raya nihil terjadinya hot spot. Kalaupun dalam beberapa hari terakhir terlihat kabut asap tipis diwilayah kota ini, adalah merupakan asap kiriman, baik dari kabupaten yang dekat dengan Palangka Raya, maupun dari provinsi tetangga,” ujarnya.

Fairid menegaskan, sejauh ini upaya yang dilakukan tim maupun satgas penanggulangan karhutla di Kota Palangka Raya, terus dilakukan secara  maksimal. Sehingga jika ditemukan titik hot spot selalu dengan cepat dilakukan upaya pemadaman.

“Kami sudah melakukan koordinasi, bahkan gubernur Kalteng meminta upaya semaksimal mungkin dalam hal pencegahan karhutla. Ibarat kata, jangan sampai aktifitas di Bandara Tjilik Riwut tidak mampu beroperasional atau lumpuh total akibat kabut asap,” tuturnya lagi.

Fairid pun mengingatkan, bahwa saat ini sudah memasuki puncak musim kemarau, sehingga potensi karhutla perlu diwaspadai seluruh lapisan masyarakat.

Samentara itu Kabid Penanggulangan Bencana pada Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Kaffeno Nahan mengatakan, bahwa memang benar sebagain besar asap tipis di kota Palangka Raya adalah akibat asap kiriman.
Namun demikian kata dia, sisa-sisa kepulan asap bekas kebakaran lahan disejumlah area lahan yang terbakar di Kota Palangka Raya, juga masih mengepulkan asap sehingga tetap memberikan dampak bagi kondisi udara. Namun secara keseluruhan frekuensi asap lebih besar dikarenakan oleh asap kiriman.

“Seperti ditahun sebelumnya, kalau karhutla terjadi di daerah tetangga, maka kota ini selalu menjadi langgganan asap kiriman,” tutupnya singkat. (MC. Isen Mulang.1/engga)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *