Ramintje, Penganyam Rotan Anak Barito

 

 

Rotan dan Anyaman bagi sosok Ramintje adalah nafas kehidupan dan sumber utama ekonomi keluarga, Ramintje sejak tahun 1983 telah menularkan keahliannya kepada masyarakat luas, hampir semua desa yang ada di Kalimantan Tengah telah diajari tentang keterampilan menganyamrotan, dan bahkan Ramintje memberikan pelatihan atau mengajar di luar kota seperti ke Palu (1999), Kulawi Sulawesi Tengah (2006), Papua (2003) dan pernah mengikuti studi banding di Australia.

Ramintje seorang pensiunan Guru SD Mangkatip 1 Kecamatan Barito Selatan Kalimantan Tengah, lahir pada tanggal 27 Juni 1944 di Desa Mahajandau di pinggir anak sungai Mangkatip Barito Selatan, sejak umur 5 tahun Ramintje anak dari Joni Asan dan Elise mulai diajarkan menganyam rotan oleh kedua orangtuanya karena saat itu orangtuanya banyak menerima pesanan, pesanan saat itu masih berupa amak (tikar), topi, hiasan dinding.

Kiprah Ramintje mengajarkan keterampilan kepada orang lain diawali pada tahun 1983, ketika Istri Camat Mangkatip, ibu Damayasin meminta untuk melatih anggota PKK, ia menjadi anggota Tim Kelompok Kerja PKK yang membidangi tentang keterampilan, dan sejak saat itu Ramintje keluar masuk desa, bahkan keluar kabupaten dan keluar kota untuk mengajarkan tentang cara menganyam rotan.

Macam-macam motif anyaman atau biasa disebut Dare diantaranya Dare Batang Garing, Dare Batang Sangalang, Dare Batang Harimau, Dare Banama Tingang, Dare Ihing, Dare Banjang Balanga, Dare Saluang Murik, Dare Halamantek, Dare Basilip, Dare Kodok Berenang, Dare Bintang, Dare Kancing.

Dalam melatih keterampilan menganyam, Ramintje berusaha menyesuaikan kondisi daerah dan masyarakat setempat yang memiliki sumber daya alam bahan anyaman melimpah seperti mendong, bamban dan bambu siren. Ia menekankan supaya masyarakat dapat memanfaatkan bahan yang ada, dengan terus meningkatkan keterampilan.

Di usia ke 78 tahun, sosok Ramintje pun masih aktif menganyam rotan dan mengembangkan kreatifitas dan terus berinovasi terutama untuk model, bentuk serta motif anyaman. Ramintje sangat bersyukur karena di usia senjanya masih bisa berkarya, menciptakan inovasi-inovasi dalam  menganyam. Terus berkarya memperkenalkan anyaman rotan ciri khas Kalimantan Tengah kepada masyarakat baik di kota-kota di Indonesia, hingga keluar negeri.

Tempat-tempat yang sudah dikunjungi untuk memamerkan produk anyaman ciri khas Kalimantan Tengah Indonesia khususnya Jerman, Inggris, Jepang, Amerika, Korea dan
China.

Menurut Ramintje, omset perbulan yang masuk sekitar 50 juta, hasil anyaman itu merupakan hasil produksi sendiri.