Tokoh Adat Kalteng Gelar Mapas Lewu

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Sebagaimana biasanya,  menjelang pergantian tahun,  maka para tokoh masyarakat dan tokoh adat di Kalimantan Tengah (Kalteng) melaksanakan ritual Mapas Lewu, Ma’arak Sahur, Palus Mangantung Sahur Lewu.

Pelaksanaan ritual yang digelar Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan (MBAHK) Kalteng bersama dengan Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng juga di dukung sepenuhnya oleh Pemerintah Provinsi Kalteng dan Pemerintah Kota Palangka Raya.

Kegiatan ritual itu sendiri mengambil tempat di Betang Hapakat sejak tanggal 30 Desember 2018 dibuka secara resmi oleh walikota Palangka Raya, Fairid Naparin, dan berakhir tanggal 1 Januari 2019

“Ritual itu digelar sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa selama tahun 2018 ini,”ungkap koordinator pelaksanaan ritual, Parada, Senin (31/12/2018).

Dikatakan, ritual ini rutin dilaksanakan oleh unsur tokoh adat dan tokoh masyarakat di Kalteng setiap menjelang akhir tahun dan sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu. 

“Mapas Lewu ini bertujuan untuk membersihkan daerah atau kampung dari hal buruk, baik yang dibuat oleh manusia dan hal-hal yang bersifat gaib terhadap kehidupan masyarakat,” terang Parada.

Sementara itu lanjut dia,  untuk ritual Ma`arak Sahur dilakukan sebagai ungkapan syukur kepada Yang Maha Kuasa, Sahur Parapah, Antang Patahu dan leluhur serta alam yang memberikan perlindungan, kesehatan dan kekuatan selama menjalani tahun 2018.

“Apa yang kita lakukan tahun ini tentu tidak lepas dari Yang Maha Esa, termasuk keberadaan para leluhur,” jelas Parada

Di samping itu, lanjut dia,  masyarakat melakukan segala aktivitas dalam tahun 2018 juga tidak lepas dari alam. Karena itulah masyakarakat  Dayak percaya, keseimbangan antara alam dan manusia perlu dijaga.

Adapun untuk ritual Mangantung Sahur Lewu, ungkap Parada, adalah sebagai wujud permohonan masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa, leluhur dan alam agar pada tahun yang baru nanti diberi perlindungan dan kekuatan, khususnya untuk menghadapi berbagai tantangan yang mungkin saja bisa menganggu segala aktivitas.

“Pasti kita akan dihadapkan berbagai tantangan. Maka itu tanpa bantuan Yang Kuasa, segala sesuatunya tidak akan pernah lepas.”

Besok hari pada tanggal 1 Januari 2019 rangkaian kegiatan ritual Mapas Lewu, Ma’arak Sahur, Palus Mangantung Sahur Lewu berakhir dengan penanaman kepala hewan kurban, pungkasnya. (MC. Isen Mulang.1/engga)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *