Pj WALI KOTA PALANGKA RAYA AJAK WARGA MASYARAKAT BELI BERAS SPHP

DPKUKMP – PALANGKA RAYA – Pemerintah Kota Palangka Raya bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Besar Kota Palangka Raya terkait harga dan ketersediaan komoditi beras menjelang Bulan Suci Ramadhan 1445 H. Sidak ini bertujuan untuk mengantisipasi lonjakan harga pangan dan kelangkaan stok.

Harga beras saat ini sedang mengalami kenaikan yang signifikan, terutama beras pulen. Sidak dilakukan untuk memastikan keamanan pasokan bahan pokok serta keterjangkauan harganya di pasar.

Pj. Wali Kota Palangka Raya, Hera Nugrahayu, Senin, mengatakan pihaknya terus melakukan upaya untuk menekan harga beras agar tidak kembali naik. Salah satu caranya dengan menggenjot penyaluran bantuan pangan dan intervensi harga melalui Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP).

“Untuk meringankan beban masyarakat mendapatkan beras murah, pemerintah mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi beras SPHP,” kata Hera Nugrahayu saat sidak bersama Tim TPID dan Forkopimda.

Saat ini berdasarkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras SPHP perkilonya Rp.11.500,- dan per 5 kilonya dijual seharga Rp.57.500,-.

“Hasil pantauan bersama tim, mudah-mudahan ketersediaan pasokan aman, kelancaran distribusi baik, keterjangkauan harga dan komunikasi yang efektif dari seluruh pihak terus dipertahankan, maka dirinya yakin inflasi di Kota Palangka Raya akan selalu bisa ditekan,” beber Hera Nugrahayu, Senin, di Pasar Besar.

Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM dan Perindustrian Kota Palangka Raya, Samsul Rizal, Senin, saat mendampingi Pj Wali Kota Palangka Raya bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah dan Satgas Ketahanan Pangan Kota Palangka Raya saat sidak di Pasar Besar Kota Palangka Raya, mengatakan harga beras di seluruh daerah sekarang naik. Tidak hanya di Kota Palangka Raya saja tapi di seluruh daerah. Kenapa naik? Karena ada yang namanya perubahan iklim, ada yang namanya perubahan cuaca sehingga gagal panen, produksi berkurang sehingga harganya jadi naik,” ungkap Samsul Rizal.

Ia menyebutkan kenaikan harga beras di awal tahun ini disebabkan, karena keterlambatan masa tanam dan rendahnya hasil produksi di awal tahun ini.

Samsul Rizal menjelaskan, kenaikan harga beras premium terjadi karena faktor pasokan dan permintaan (supply-demand). Ditambah, Indonesia juga mengalami kondisi El Nino, sehingga membuat masa tanam dan panen menjadi mundur.

Menurut sumber dan pedagang beras, ada beberapa penyebab terjadinya kelangkaan beras premium, salah satunya karena belum masuk masa panen raya. Panen raya diperkirakan baru akan terjadi pada pertengahan Maret – April 2024, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan. yr/DPKUKMP/19/02/24
Tim Publikasi dan Informasi DPKUKMP Kota Palangka Raya.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *