BUDIDAYA TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA

Palangka Raya – Kecukupan pangan merupakan salah satu tujuan pembangunan pertanian guna mendukung upaya swasembada pangan. Oleh karena itu, upaya peningkatan produksi dan penganekaragaman pangan melalui pengembangan berbasis sistem usahatani tanaman pangan dan hortikultura sesuai agroekosistem di wilayah Kota Palangka Raya perlu terus dikembangkan.

Budidaya sayuran dan buah-buahan, menjadi suatu usaha tani yang berpola komersial. Oleh karena itu, perlu adanya usaha pengembangan yang modern guna mencukupi gizi dan memenuhi permintaan pasar. Di kota Palangka Raya komoditas sayuran dan buah-buahan memiliki nilai ekonomis cukup tinggi, hal ini ditunjukkan dengan tingkat permintaan yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

Beberapa jenis sayuran dan buah-buahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi di wilayah kota Palangka Raya adalah tomat, cabai, kangkung, sawi, jagung manis, buah melon dan semangka, bayam, terong, buncis dan kacang panjang. Usahatani ini menyebar di seluruh wilayah kota Palangka Raya di 5 (lima) kecamatan. Salah satunya Kelompok Tani Sukamaju di Kecamatan Bukit Batu Kelurahan Habaring Hurung. Bejo ketua Kelompok Tani Sukamaju menjelaskan komoditas sayuran yang dibudidayakannya musim tanam bulan oktober/nopember tahun ini beragam, yaitu buncis, kacang panjang, terong dan jagung manis. Jagung manis diperkirakan akan panen menjelang tahun baru 2018. Sepanjang tahun 2017 ini hasil panen komoditas sayuran dan buaha-buahan sangat menggembirakan selain karena hasil kerja keras para petani, juga musim kemarau tahun ini tidak sepanjang musim kemarau tahun-tahun sebelumnya.

Petani dihadapkan pada berbagai kendala usahatani, masalah yang timbul dan sangat mempengaruhi pengembangan usahatani sayuran adalah ketersediaan air, dengan sistem irigasi di lahan kering pada umumnya hanya mengandalkan dari air hujan, padahal akhir-akhir ini keadaan iklim sulit untuk diprediksi, kadang-kadang curah hujan terjadi sangat tinggi yang menyebabkan kerusakan fisiologis tanaman dan menimbulkan tingginya serangan hama dan penyakit tanaman, tetapi sewaktu-waktu terjadi musim kemarau cukup ekstrim yang dapat mengakibatkan tanaman kurang air, akhirnya pertumbuhan tanaman menjadi kurang baik bahkan sebagian banyak yang mati dan pada akhirnya petani banyak mengalami kerugian karena gagal panen.(Herna. W).

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *