Sosialisasi Dan Praktek “Pembuatan Lobang Resapan Biopori Berbasis Partisipasi Masyarakat”

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Dinas Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya mengadakan Sosialisasi Pembuatan Lobang Resapan Biopori Berbasis Partisipasi Masyarakat yang dilaksanakan di Jalan Bandeng II RT 05 Kelurahan Bukit Tunggal Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya pada hari Sabtu tanggal 2 Juni 2018, sebagai wujud implementasi proyek perubahan dari keikutsertaan dalam program diklat kepimpinan Tingkat IV An. Nopariani,SH.MH

Ketua TP PKK Kota Palangka Raya Norlaina Riban Satia dan jajarannya juga berkesempatan hadir disela sela acara sosialisasi dan memberikan arahan-arahan, dan menyambut baik kegiatan sosialisasi seperti ini dalam rangka edukasi dan menjadi gerakan masyarakat untuk sadar lingkungan, dalam upaya pencegahan kerusakan lingkungan hidup ini tidak hanya tanggung jawab pemerintah melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan lingkungan. Untuk menggalakkan pembuatan lubang resapan biopori, perlu pelibatan dan partisipasi masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama Kadis Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya melalui Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan ,Yusran, S.Hut, M.Si selaku menthor kegiatan ini mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberi pengertian dan menanamkan kepada masyarakat untuk melestarikan lingkungan, salah satunya pembuatan Lubang Resapan Biopori.

Biopori adalah lubang resapan yang dibuat vertikal kedalam tanah sebagai metode resapan air yang bertujuan untuk mengatasi genangan air dengan cara  meningkatkan daya resap air pada tanah. Peningkatan daya resap air pada tanah dibuat dengan cara membuat lubang pada tanah dan menimbun dengan sampah organik. Karena sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang biopori akan menghasilkan pupuk oraganik (kompos). Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang biopori akan menghidupi fauna tanah, yang selanjutnya akan mampu menciptakan pori pori di dalam tanah. Pori-pori didalam tanah inilah yang disebut dengan biopori.

Dikemukakannya bahwa sampah organik yang dihasilkan setiap rumah tangga bila dimasukkan ke dalam tanah akan segera dimanfaatkan keaneka-ragamanhayati dalam tanah, yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Sementara itu sampah yang tidak lapuk dapat mempermudah para pemulung untuk didaur ulang. Air hujan yang cepat meresap ke dalam tanah sebagai simpanan air untuk menjamin ketersediaan air di musim kemarau katanya.  

Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan praktek pembuatan lubang biopori dilingkungan Jl. Bandeng II RT 05 Kelurahan Bukit Tunggal. Dengan tujuan mengenalkan langsung kepada masyarakat, alat untuk membuat lubang biopori dan cara penggunaannya. Ternyata masyarakat antusias sekali dalam giat ini. Semoga kedepannya giat tersebut bisa terus berlanjut dan “menjadi gerakan masyarakat untuk sadar lingkungan”. (MC. Isen Mulang/nai/engga)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *