DPRD Ngawi Dan Banjar Studi Banding Ke Palangka Raya

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Lagi-lagi DPRD Kota Palangka Raya dapat kunjungan kerja dari dua DPRD sekaligus. Kali ini giliran dua lembaga DPRD yakni dari Kabupaten Ngawi, Jawa Timur dan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan yang melakukan studi banding ke DPRD Kota Palangka Raya.

Seperti biasa, rombongan tamu DPRD ini diterima di ruang rapat komisi DPRD Kota Palangka Raya, Jumat (20/10/2017). Kedatangan mereka langsung disambut oleh Ketua DPRD Kota Palangka Raya, Sigit Karyawan Yunianto.

Ikut mendampingi Sigit dalam menerima rombongan studi banding balasan, khususnya dari DPRD Banjar ini adalah Riduanto, Neni Adriaty Lambung, Vina Panduwinata, Mukarramah, Siti Salhah, Alvian Batnakanti, Jumatni, Rusliansyah, dan Diun Husaini. 

Namun selanjutnya dalam pertemuan ini dipimpin oleh Anggota Komisi A DPRD Kota Palangka Raya, Riduanto, sementara ketua dewan keluar lebih dahulu karena ada keperluan dinas. Tukar informasi antara anggota dewan ini pun berlangsung sekitar dua jam.

Adapun materi studi banding yang digali DPRD Ngawi di Palangka Raya mengenai RPJMD untuk lima tahun ke depan. Sedangkan DPRD Banjar belajar soal perkebunan sawit dan karet, khususnya yang berada di kecamatan pinggir Kota Palangka Raya.

Dalam memberikan penjelasan secara teknis, anggota DPRD Kota Palangka Raya juga didampingi para pejabat dari Bappeda Kota Palangka Raya, Dinas Ketahanan Pangan Kota Palangka Raya, dan Dinas Pertanian Kota Palangka Raya.

Riduanto menjelaskan berdasarkan penjelasan dari dinas teknis diketahui jika wilayah kecamatan yang berada di pinggir Kota Palangka Raya sudah ada lima investor yang berniat berinvestasi dibidang perkebunan sawit.

Tapi dari lima investor ini baru dua perusahaan yang sudah diberikan izin, namun hingga saat ini belum juga operasional. “Jadi kalau kunjungan mereka untuk sawit kurang tepat ke Palangka Raya. Jadi mereka saya arahkan studi banding ke Kabupaten Gunung Mas atau Kabupaten Kotawaringin Timur saja,” jelasnya.

Sementara mengenai karet, menurut Riduanto di Kota Palangka Raya ibarat hidup segan mati tak mau. “Di sini yang punya kebun karet saja tidak menginginkan anaknya menjadi penyadap karet, mereka menginginkan anaknya sekolah hingga S1, S2, dan S3 supaya tidak seperti ayahnya menjadi penyadap karet,” tuturnya.

Riduanto punya alasan kenapa komoditas perkebunan karet di Palangka Raya kurang berkembang, karena kurang menjanjikan. Para orangtua lebih suka menyekolahkan anaknya ke jenjang lebih tinggi, karena di Palangka Raya ini akses pendidikan lebih dekat jika dibanding dengan daerah lain di Kalimantan Tengah. (MC. Isen Mulang/engga)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *