Walikota Palangka Raya Nasehati Para Guru

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Walikota Palangka Raya, Riban Satia mengimbau para guru agar lebih profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga pendidik.

Pesan ini disampaikan walikota dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional yang jatuh setiap 25 November. Menurutnya peran guru tidak hanya sebagai orangtua, tapi juga mampu menjadi kakak dan adik.

“Ini yang masih belum. Mohon maaf apalagi sekarang yang seolah-olah ada target, tapi bukan target kualitas pendidikan, namun masuknya,” kata Riban saat membuka seminar yang diadakan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangka Raya, Sabtu (25/11/2017).

“Sudah tercapai jam ngajarnya ya sudah. Jadi bukan persoalan out come-nya. Bukan persoalan apa yang disampaikan bagaimana sih,” imbuhnya.

Riban berharap kiprah seorang guru semakin hari bisa semakin maju, dari kemajuan sosial yang ada di tengah masyarakat. Guru juga harus memberikan suri tauladan yang baik bagi peserta didik.

Sementara itu menyikapi terjadinya kekerasan guru terhadap murid, Riban mengingatkan hal itu jangan sampai terjadi di Kota Palangka Raya. Jika sampai terjadi, dia tidak segan-segan memberikan tindakan tegas.

“Kalau memang ranahnya hukum, ya kita serahkan ke hukum. Sekarang sudah ada asosiasi anti kekerasan. Tidak hanya guru terhadap anak, orangtua kepada anak, antarsesama anak, teman dan lain-lain. Hak asasi manusia akan selalu hadir. Jadi kalau ada yang melakukan kekerasan, pasti kita tindak,” tuturnya.

Sementara itu Ketua Pengurus Wilayah Perkumpulan Sarjana Pendidikan Islam Kalteng, Mazrur menyebutkan ada empat kompetensi yang harus dikuasai guru. Pertama, kompetensi pendagogik, profesional, sosial dan kepribadian.

“Salah satu hal penting adalah kompetensi kepribadian. Karena guru akan menjadi contoh bagi anak didik. Guru sebagai tauladan harus memberikan contoh yang baik sesuai nilai agama,” ucapnya.

“Yang sangat penting adalah kemampuan guru untuk memahami karakter anak didik dan memberikan pembelajaran yang dapat dikuasai anak,” imbuhnya.

Mazrur menambahkan guru juga harus menanamkan sikap sabar, tahan diri dan adil terhadap murid. Selain itu guru juga harus memiliki sikap kepribadian yang baik.

“Kalau ada anak yang melawan atau bersikap tidak baik, itu tergantung dari bagaimana pendekatan guru. Anak bukan orang dewasa. Tapi anak adalah orang yang perlu dibimbing. Sebenarnya guru yang harus memahami sikap anak, bukan anak yang harus memahami sikap guru,” katanya. (MC. Isen Mulang/engga)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *