Tradisi Memasang Pohon Natal Sebagai Bentuk Syukur Dan Suka Cita

MEDIA CENTER,  Palangka Raya – Menyambut hari Natal bagi umat Kristiani merupakan bentuk ucapan syukur dan suka cita memperingati kelahiran Sang Juruselamat dan penebus dosa manusia.  

Pohon natal identik dengan pohon cemara,  karena pohon cemara selalu hijau daunnya dan tidak rontok apabila musim salju, artinya merupakan simbol agar kehidupan kerohanian umatNya bertumbuh menjadi saksi dan  menjadi berkat bagi orang lain, ungkap Pendeta Rusna A. Wara saat di bincangi oleh tim Media Center Isen Mulang Palangka Raya,  Kamis (6/12/2018) di kediamannya, Jl.  Rajawali VI No 19 Palangka Raya.

Masa  sebelum hari Natal disebut masa Adventus artinya kedatangan,  dalam masa Adven umat Kristiani menyiapkan diri untuk menyambut pesta Natal dan memperingati kelahiran dan kedatangan Yesus kedua kalinya.

Pada awal masa Adventus dilambangkan dengan menyalakan sebatang lilin di susul penyalaan lilin pada minggu berikutya selama empat minggu/adventus pertama sampai  adventus ke empat,  setelah melewati masa adventus maka besoknya umat Kristiani merayakan hari Natal. 

Memasang dan menghias pohon natal merupakan kegiatan yang menyenangkan dan sudah merupakan tradisi menyambut natal di awali dengan memasang Pohon Natal baik di rumah maupun di tempat ibadah. 

Selanjutnya pendeta Rusna menuturkan, pernak pernik hiasan pohon natal pun memiliki makna yakni hiasan Bintang yg dipasang dipuncak pohon natal memiliki semangat ketaatan dan kerendahan hati dihadapan Tuhan dan sesama; Malaikat melambangkan kedamaian; Santa Klaus melambangkan kebaikan Tuhan dan rejeki;  lonceng untuk memberikan kabar dan mengajak semua orang bersuka cita (MC. Isen Mulang/tina/engga)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *