Tidak Ada Kasus Difteri Di Palangka Raya

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Penjual terompet sudah bermunculan sejak beberapa hari menjelang pergantian tahun baru 2018 di Kota Palangka Raya. Seiring dengan munculnya pedagang ini maka muncul pula pesan imbauan yang tersebar lewat WhatsApp untuk berhati-hati membeli terompet.

Berikut bunyinya.

*Info dari Dinas kesehatan*
Tolong diingatkan kepada orangtua agar tidak membelikan terompet untuk anaknya disembarang tempat mengingat sedang ada wabah difteri yang penularannya lewat percikan ludah. tolong di share. tks.

Dikonfirmasi soal pesan tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya dr Andjar mengatakan sampai sejauh ini belum ditemukan adanya kasus difteri di Palangka Raya.

“Semoga untuk seterusnya tidak ada kasus difteri di Palangka Raya,” kata Andjar. Minggu (31/12-2017). Dia menuturkan secara teoritis, penularan difteri bisa melalui terompet sebagaimana pendapat Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Elizabeth Jane Soepradi.

Dalam pendapat itu Elizabeth mengatakan difteri dapat menular melalui ludah. Percikan ludah tersebut bisa keluar ketika seseorang meniupkan terompet. Dan orang tersebut pun tidak bisa dipastikan bebas dari penyakit difteri.

Selain itu, Andjar juga menyampaikan rilis resmi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Berikut bunyinya: sehubungan dengan peningkatan kasus difteri di beberapa wilayah Indonesia, maka Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan bahwa, penyakit difteri sangat menular dan dapat menyebabkan kematian.

Penyakit difteri dapat dicegah dengan melakukan imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan atau Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Imunisasi adalah perlindungan terbaik terhadap kemungkinan tertular penyakit difteri dan dapat diperoleh dengan mudah di berbagai fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta.

Lengkapi imunisasi DPT/DT/Td anak anda sesuai jadwal imunisasi anak usia  Kementerian Kesehatan atau Ikatan Dokter Anak Indonesia. Imunisasi difteri lengkap adalah usia kurang dari 1 tahun harus mendapatkan 3 kali imunisasi difteri (DPT).

Anak usia 1 sampai 5 tahun harus mendapatkan imunisasi ulangan sebanyak 2 kali. Anak usia sekolah harus mendapatkan imunisasi difteri melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) murid sekolah dasar (SD) kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 atau kelas 5.

Setelah itu imunisasi ulangan dilakukan setiap 10 tahun, termasuk orang dewasa. Apabila status imunisasi belum lengkap, segera lakukan imunisasi di fasilitas kesehatan terdekat.

Gejala awal difteri yakni demam, nafsu makan menurun, lesu, nyeri menelan dan nyeri tenggorokan, sekret hidung kuning kehijauan dan bisa disertai darah.

Segera ke fasilitas kesehatan terdekat apabila anak anda mengeluh nyeri tenggorokan disertai suara berbunyi seperti mengorok (stridor) atau pembesaran kelenjar getah bening leher, khususnya anak berumur 15 tahun.

Anak harus segera dirawat di rumah sakit apabila dicurigai menderita difteri agar segera mendapat pengobatan dan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan apakah anak benar menderita difteri.

Bila anak anda didiagnosis difteri, akan diberikan tatalaksana yang sesuai termasuk perawatan isolasi. Untuk memutuskan rantai penularan, seluruh anggota keluarga satu rumah harus segera diperiksa oleh dokter dan petugas dari dinas kesehatan serta mendapat obat yang harus dihabiskan untuk mencegah penyakit, apakah mereka juga menderita atau karier (pembawa kuman) difteri dan mendapat pengobatan.

Anggota keluarga yang tidak menderita difteri, segera dilakukan imunisasi DPT/DT/Td sesuai usia. Laksanakan semua petunjuk dari dokter dan petugas kesehatan.

Setelah imunisasi DPT, kadang-kadang timbul demam, bengkak dan nyeri ditempat suntikan DPT, yang merupakan reaksi normal dan akan hilang dalam 1-2 hari.

Bila anak mengalami demam atau bengkak di tempat suntikan, boleh minum obat penurun panas parasetamol sehari 4 x sesuai umur, sering minum jus buah atau susu, serta pakailah baju tipis atau segera berobat ke petugas kesehatan terdekat.

Anak dengan batuk pilek ringan dan tidak demam tetap bisa mendapatkan imunisasi DPT/DT/Td sesuai usia. Jika imunisasi tertunda atau belum lengkap, segera lengkapi di fasilitas kesehatan terdekat. (MC. Isen Mulang/engga)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *