Saatnya Kembali Ke Obat Tradisional

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengeluarkan instruksi larangan kepada semua fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) maupun apotik dan toko obat yang ada, untuk sementara tidak memberikan, menjual dan meresepkan obat sirop. Kebijakan larangan itu menyusul ditemukannya kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak.

Namun terlepas dari adanya larangan itu, masyarakat atau para orangtua masih memiliki cara lain dalam hal pengobatan alternatif, yang tidak ada salahnya dicoba.

“Khusus masyarakat di Kalteng, tidak perlu khawatir, karena masih bisa menggunakan metode pengobatan lain ketika anak jatuh sakit,” ungkap Budayawan dan Pemerhati Kearifan Lokal Kalteng, Titik S Diwung, Jumat (28/10/2022), di Palangka Raya.

Adapun metode pengobatan lain yang dimaksud lanjut dia, yakni kembali menggunakan obat tradisional atau herbal yang sejak dulu sudah menjadi bagian dari kearifan lokal turun temurun.

“Dulu sebelum ada pengobatan modern, para orang tua hanya mengenal obat tradisional yang diracik dari kayu-kayuan, akar-akaran, rempah-rempah hingga buah-buahan Itu terbukti banyak penyakit bisa disembuhkan,” jelas Titik.

Lebih lanjut pria yang kesehariannya bekerja di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng ini mengatakan, seiring adanya larangan mengonsumsi obat sirop, maka masyarakat terutama ibu-ibu diharap jangan panik saat menghadapi anak-anak sedang sakit.

Para orangtua, dapat melakukan pencegahan di rumah dengan menggunakan obat tradisional yang bisa menjadi alternatif pengobatan. Contohnya madu dan jeruk nipis untuk meredakan batuk. Lalu ada sakakak atau sawangkak, kunyit putih, tawar ut atau tawar pari, dan serai yang bisa meredakan panas badan.

“Juga ada akar-akaran, seperti ta bulus dan te buka, semua bisa menjadi alternatif pengobatan ketika suhu badan panas. Biasanya rempah-rempah itu cukup direbus dengan air panas, lalu airnya diminum,” terang Titik, memberikan tipsnya.

Di sisi lain tambah dia, salah satu kearifan lokal yang selama ini dapat dilakukan para ibu, bila anak demam, maka bagian kepala anak bisa dikompres dengan kain menggunakan air hangat. Lalu mengenakan pakaian yang tipis dan nyaman dipakai oleh anak.

“Jadi jangan takut atau panik. Banyak obat tradisional yang sifatnya bisa menjadi pertolongan pertama. Ingat, orangtua kita dulu tidak mengenal obat secara medis, namun mengandalkan kearifan lokal,” pungkasnya. (MC. Isen Mulang.1/nd)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *