Ritual Tahunan Ma’mapas Lewu Ma’arak Sahur Palus Manggantung Sahur

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya dalam rangka tutup tahun 2017 menyambut Tahun 2018 kembali melakukan ritual tahunan Ma’mapas Lewu, Ma’arak Sahur Palus Manggantung Sahur.

Kegiatan Ritual tersebut dilaksanakan selama 3 hari sejak tanggal 30 Desember 2017 dan akan berakhir tanggal 1 Januari 2018. Sabtu,30 Desember 2017 dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, Hj. Norma Hikmah, M,Si bertempat di Balai Basara Hindu Kaharingan Jalan Tambun Bungai Palangka Raya.

Dalam Sambutannya, Norma Hikmah mengungkapkan, selain bentuk acara ritual, kegiatan ini merupakan bentuk promosi budaya lokal yang bertujuan untuk mempertahankan kearifan lokal bernuansa religius yang ada sejak zaman nenek moyang Suku Dayak di Kalimantan Tengah.

“Dalam bahasa Dayak Ngaju Ma’mapas lewu mengandung pengertian membersihkan wilayah atau daerah dari pengeruh-pengaruh atau perbuatan jahat atau buruk, baik yang dilakukan oleh manusia maupun oleh roh jahat (gaib) terhadap kehidupan,” jelasnya.

Dijelaskan, Ma’arak Sahur adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa, Sahur Parapah, Antang Patahu dan Manggantung Sahur Lewu adalah permohonan kepada Yang Maha Kuasa supaya Kota Palangka Raya selalu terjaga dan terlindungi dari hal-hal yang tidak baik yang dilakukan oleh manusia maupun roh jahat.

Kegiatan tersebut diisi dengan berbagai ritual adat Dayak Kalimantan tengah yang dilaksanakan oleh para Basir/ Balian yaitu orang tertentu yang mempunyai kemampuan untuk berhubungan dengan Roh-Roh Gaib penjaga alam, yang menurut keyakinan adalah sebagai pelindung yang mampu berkomunikasi dengan Roh-Roh Gaib menggunakan bahasa Sangiang.

Pelaksanaan upacara adat Mamapas Lewu ini melalui 10 tahap/proses yang dilaksanakan secara urut yaitu Acara Basir Balian Mandurut Sangiang; Acara Basir Balian Manantan Dahiang Baya; Sial Pali Seluruh Kota Palangka Raya; Acara Penyembelihan Hewan Kurban; Acara Menurunkan Pinggan Sahur; Acara Pemberian Penginan Sukup Simpan dilanjutkan dengan Pakanan Sahur Lewu; Acara Mimbul Kuluk Metu (Penanaman hewan kurban); Acara Balian Karunya; Acara pabuli Sangiang. Nilai-nilai budaya yang bisa dipetik dari pelaksanaan upacara adat Mamapas Lewu adalah penghormatan terhadap leluhur, gotong royong, ketertiban, kepatuhan, pendidikan dan aset wisata. (MC. Isen Mulang/Alamsyah/engga)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *