Revolusi Budaya Menuju Gaya Hidup Minim Sampah

 

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palangka Raya, Ahmad Zaini memastikan, Pemerintah Kota Palangka Raya telah menyiapkan berapa langkah strategis dalam mempertahankan Adipura.

“Setidaknya ada beberapa strategi mendasar yang erat kaitannya dengan upaya pengelolaan sampah. Ini semua harus terintegrasi dari hulu ke hilir,” kata Zaini, saat dikonfirmasi, Kamis (9/3/2023) di Palangka Raya.

Adapun strategi – strategi mendasar itu lanjut dia, antara lain peningkatan kapasitas dan manajemen pengelolaan sampah, mencakup anggaran, SDM, dan sarpras berupa peningkatan armada angkutan sampah.

Kemudian strategi kolaborasi pemerintah, dunia pendidikan, pelaku usaha dan komunitas yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Selanjutnya strategi peningkatan keterlibatan masyarakat (community engagement).

“Strategi tak kalah penting lainnya, yakni kami terus mendorong perubahan perilaku masyarakat agar menerapkan gaya hidup minim sampah,” ungkap Zaini.

Salah satu contoh jelas dia, adanya perda pengurangan penggunaan kantong plastik. Baiknya, setelah regulasi ini diterapkan selama kurang lebih satu tahun, masyarakat Kota Palangka Raya tampak sudah mulai bertransformasi.

“Sekarang supermarket tidak lagi menyediakan kantong kresek, sehingga membuat warga menyiapkan tas daur ulang setiap kali berbelanja,” tambahnya.

Lanjut strategi lainnya sambung Zaini, adalah mendorong peningkatan daur ulang sampah. Baik sampah kertas, plastik, logam, karet, kaca, maupun tekstil.
Sedangkan strategi terakhir, adalah industrialisasi pengelolaan sampah, dimana sampah dapat diolah menjadi pupuk, listrik, energi, material dan biogas.

“Kalau dikelola dengan baik, maka masalah sampah bisa diperkecil. Bahkan bisa mendapatkan keuntungan. Jadi orang bisa hidup dari sampah, bisnis dari sampah, dan menghasilkan energi dari sampah. Tentu dengan pengelolaan yang benar,” terangnya.

Perlu diketahui tambah Zaini, Kota Palangka Raya memiliki regulasi yang sangat lengkap untuk pengelolaan sampah. Bahkan dapat mendorong gerakan- gerakan dan partisipasi publik yang masif dalam tata kelola sampah.

“Namum guna mendukung semua itu perlu ‘revolusi budaya’ yakni perubahan perilaku masyarakat agar menerapkan gaya hidup minim sampah. Artinya masyarakat sadar dan bertanggung jawab atas sampahnya.
Ini diperlukan untuk keseimbangan antara penanganan sampah di hulu dan hilir,” pungkasnya. (MC. Kota Palangka Raya.1/nd)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *