Peringatan Hari Sumpah Pemuda Diperingati Di Palangka Raya

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Ratusan muda-mudi dari 13 kabupaten dan satu kota di Provinsi Kalimantan Tengah berkumpul di Lapangan Sanaman Mantikei, Kota Palangka Raya, Sabtu (28/10/2017).

Kehadiran mereka untuk mengikuti upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-89 dan Ikrar Bersama Anak Bangsa (IBAB) tingkat Provinsi Kalimantan Tengah.

Upacara HSP dan IBAB yang dipimpin Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah, Habib H Said Ismail ini juga dihadiri oleh Kapolda Kalteng dan Danrem 102 Panju Panjung.

Hadir pula pejabat satuan organisasi perangkat daerah (SOPD) lingkup provinsi, kabupaten, dan kota. Sedangkan dari Palangka Raya dihadiri oleh Wakil Walikota Palangka Raya, Mofit Saptono Subagio.

Seperti biasa, dalam momen HSP ini peserta upacara mengenakan pakaian adat. Hal ini sebagai bukti jika bangsa Indonesia hidup dalam keberagaman suku, tetapi tetap satu.

Adapun puncak peringatan HSP ini adalah pembacaan teks UUD 1945 dilanjutkan pembacaan teks ikrar IBAB, dan pembacaan teks Keputusan Kongres Pemuda Indonesia 1928.

Sementara itu Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Habib H Said Ismail saat membacakan amanat Menteri Pemuda dan Olahraga mengajak para pemuda melalui peringatan Hari Sumpah Pemuda ini hendaknya meneladani perjuangan para tokoh pemuda 1928 yang kala itu telah menyatakan tekad bersatu demi cita-cita Indonesia yakni berani bersatu.

Habib menegaskan sebagai generasi penerus hendaknya bersyukur atas sumbangsih para pemuda yang telah melahirkan Sumpah Pemuda. Pemuda saat ini harus meneladani keberanian mereka, sehingga mampu menorehkan sejarah emas untuk bangsa Indonesia.

Dia mengakui pemuda 1928 dengan pemuda saat ini sangat berbeda. Pemuda saat ini ada kalanya masih berselisih dengan perbedaan di tengah kemajuan teknologi dan informasi. Sementara pemuda 1928 hidup di tengah keterbatasan, namun mereka bisa solid demi kemajuan bangsa.

“Hari ini sarana transportasi sangat mudah untuk menjangkau ujung timur dan barat Indonesia hanya dibutuhkan waktu beberapa jam saja dan untuk komunikasi saja dengan pemuda di pelosok negeri ini cukup dengan mengunakan alat telekomunikasi dan tidak perlu menunggu datangnya tukang pos hingga berbulan-bulan. Kemudian interaksi bisa dilakukan kapan pun dan di mana saja dalam 1 x 24 jam, namun anehnya dengan berbagai kemudahan akses saat ini, kita justru lebih sering berselisih paham, mudah sekali memvonis orang lain, dan lain sebagainya,” sebutnya. 

Menurutnya dengan kemajuan teknologi dan kemudahan sarana transportasi yang dimiliki saat ini hendaknya dimanfaatkan untuk berkumpul dan berinteraksi sosial. “Sebetulnya ego kesukuan, keagamaan, dan kedaerahan ego ini kadang kala mengemuka dan menggerus persaudaraan antar sesama anak bangsa. Maka dari itu melalui peringatan HSP ini bahwa persatuan Indonesia jauh lebih penting dari kepentingan keagamaan, kesukuan, dan golongan,” katanya.

“Stop segala perdebatan yang mengarah kepada perpecahan bangsa. Kita seharusnya malu dengan pemuda 1928 dan Soekarno, karena saat ini kita masih berkutat dengan persoalan ini. Sudah saatnya kita berangkat dengan tujuan lain yang lebih besar yaitu mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya. (MC. Isen Mulang/engga)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *