Palangka Raya Juga Punya “Pecalang”

MEDIA CENTER, Palangka Raya- Mendengar kata “Pecalang” tentu kita berpikir adanya di pulau Bali. Bagi saudara kita di pulau dewata itu, Pecalang adalah sebuah organisasi pengamanan adat yang memiliki peran penting dalam mengawal kebijakan adat dan turut serta menjaga ketertiban wilayahnya.

Di Provinsi Bali, Pecalang juga disebut sebagai polisi tradisionalnya Bali, mereka ini  sangat disegani dan dihormati oleh warga Bali saat menjalankan tugasnya.

Terlepas keberadaan Pecalang di Bali bukanlah hal yang asing, namun bagaimana Pecalang di Palangka Raya yang ternyata juga ada  kehadirannya. 

Seperti pada saat prosesi upacara “Tawur Agung dan “Mapas Lewu” yang digelar  umat  Hindu Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah, untuk menyambut Nyepi dan tahun baru Saka 1940 yang digelar di Bundaran Besar Palangka Raya, Jum’at (16/3/2018), maka terlihat beberapa orang dari usia dewasa  hingga usia tergolong tua, tampak menggunakan atribut bertuliskan Pecalang.

I Ketut salah seorang anggota Pecalang saat dibincangi disela kegiatan tersebut mengatakan, keanggotaan Pecalang di Palangka Raya memang sudah sejak lama dibentuk.

Tugasnya memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dan kelancaran setiap ada upacara adat, khususnya agama Hindu  seperti hari raya Nyepi, upacara adat di pura,  serta aktivitas agama Hindu lainnya.

“Keberadaan Pecalang juga siap membantu dalam hal pengamanan acara keagamaan lainnya. Misalkan mengatur lalu lintas di areal kegiatan upacara keagamaan melalui koordinasi dengan pihak kepolisian maupun dalam bentuk-bentuk pengamanan lain,”ucapnya.

Menurut Ketut, tidak ada hal yang lebih bila ingin menjadi bagian dari Pecalang. Biasanya cukup memiliki kesehatan jasmani dan rohani, mental yang baik, serta bersikap ramah.

“Intinya kami sama seperti satgas, Banser NU atau kepemudaan keagamaan lainnya, dengan tujuan untuk turut serta mengamankan jalannya prosesi keagamaan,” tuturnya.

Ditambahkan Ketut, dilihat dari segi atribut Pecalang, juga tidak ada yang lebih. Biasanya hanya menggunakan seragam yang sama seperti baju rompi atau bentuk pakaian lainnya, namun harus diperlihatkan identitas Pecalangnya.

“Kehadiran Pecalang juga merupakan bagian pluralisme dalam menjaga kebersamaan serta kerukunan,”tutupnya. (MC. Isen Mulang.1)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *