Masih Banyak Orangtua Tolak Imunisasi

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Tidak bisa dipungkiri, program pemberian imunisasi yang dilakukan selama ini adalah bertujuan membantu daya tahan serta kesehatan anak didik. Sebab itulah orangtua harus memiliki kesadaran untuk membawa anak-anaknya secara rutin ke posyandu, pustu ataupun puskesmas guna mendapatkan imunisasi tersebut.

Pernyataan ini disampaikan Maria Jaquelina Kasi  Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, ketika dibincangi, Selasa (10/4/2018). Lebih jauh dikatakan, bahwa saat ini kesadaran masyarakat Palangka Raya tentang pentingnya imunisasi  cukup tinggi. Terutama untuk mengantarkan anak-anaknya mulai dari usia 0-9 bulan dan kemudian dilanjutkan 2-3 tahun kepusat-pusat kesehatan.

Sedangkan untuk lebih memastikan bahwa si anak lebih kebal dari beragam ancaman bakteri, maka  imunisasi tersebut kemudian ada tahapan lagi diberikan, yakni bagi anak-anak usia sekolah terutama dibawah 15 tahun.

“Kalau untuk pemberian imunisasi anak usia 15 tahun kebawah, biasanya petugas kesehatan  dapat turun ke sekolah-sekolah memberikan suntik imunisasi,” terang Maria. 

Meskipun demikian, terlepas dari cukup tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi, namun tidak sedikit warga yang tidak menyadari betapa pentingnya imunisasi tersebut.

Bahkan, bagi Dinkes Kota Palangka Raya selama ini telah menerapkan sistem jemput bola, dimana petugas langsung datang kerumah-rumah warga. Namun ternyata masih ada warga yang menolak anaknya diberikan imunisasi.

“Ya, ini disebabkan adanya pemikiran yang masih kuno alias tabu, sehingga tidak menganggap betapa pentingnya imunisasi bagi anak guna terhindar dari penyakit,” tandas Maria.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi ini, maka semua pemangku kepentingan, mulai dari pihak RT, kelurahan hingga pihak kecamatan, dapat membantu menyuarakan kepada masyarakat untuk mengikuti program imunisasi secara berkelanjutan.

“Kita mendengar di daerah lain, ada anak-anak hingga orang dewasa yang terkena bakteri difteri. Nah, ini disebabkan, karena si anak mulai usia balita hingga remaja tidak mendapatkan suntik imunisasi,” tutupnya. (MC. Isen Mulang.1/engga)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *