Layanan Praktis Dan Layanan Prima Mencakup Emosional

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Pelayanan prima adalah  suatu sikap atau cara karyawan atau petugas untuk berupaya melayani pelanggan atau masyarakat secara memuaskan.

Penegasan ini disampaikan, Adji Ginanjar Tim B Trust , saat berbicara pada kegiatan bimbingan teknis (bimtek) penanganan pengaduan dan pelayanan prima pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Palangka Raya, Sabtu (16/3/2019), di kantor Disdukcapil.

Dikatakan, masyarakat saat ini begitu mengharapkan adanya pelayanan publik yang berjalan sesuai harapan, yakni komplit dan lengkap. Dimana pelayanan yang dilakukan telah dianggap sebagai sesuatu yang harus terbaik diterima.

“Dalam arti kata, masyarakat menginginkan pelayanan sekarang dapat melebihi atau melampaui serta mengungguli pelayanan-pelayanan yang diberikan pihak lain dimasa yang lalu,” ujarnya.

Karenanya kata Adji, kemampuan profesional sangat diharapkan terutama dari pemberi pelayanan untuk dapat melakukan dengan kemauan, kerelaan, keikhlasan serta melayani demi memenuhi kebutuhan pelanggan.

“Selama ini pelayanan prima dapat dilihat pada dua sisi pelayanan. Yakni pelayanan yang bersifat praktis dan pelayanan bersifat emosional,” sebutnya.

Untuk pelayanan yang bersifat praktis kata dia, adalah dimana pelanggan atau masyarakat mengharapkan adanya model pelayanan serba lengkap. Sebut saja sarana dan prasarana pelayanan memenuhi. Semisalkan adanya area parkir, mushola, kantin dan lain-lain. Artinya pelanggan ingin serba praktis manakala melakukan pelayanan disuatu tempat.

Sedangkan untuk pelayanan yang bersifat emosional, artinya pelanggan ingin mendapatkan pelayanan yang cepat, tidak berbelit belit, akan tetapi lebih ingin memuaskan rasa bagi penerima pelayanan.

“Nah, kedua bentuk pelayanan inilah yang harus terpenuhi, sehingga tercapai kepuasan pelanggan,” terangnya.

Kata Adji, kepuasan pelanggan inilah merupakan tujuan utama pelayanan prima, karenanya setiap frontliner (pemberi pelayanan) berkewajiban untuk berupaya memuaskan pelanggannya.

Sementara dalam bagian lain kata dia, kepuasan pelanggan dapat dicapai apabila frontliner mengetahui siapa pelanggannya, baik pelanggan internal maupun pelanggan external.

“Bila berdasarkan teori, maka harapan pelanggan terhadap pelayanan prima adalah, pelayan yang semakin baik (better), semakin cepat (faster),semakin diperbaharui (more renewed), semakin murah (cheaper) dan semakin sederhana (simpler),” paparnya.

Sejatinya imbuh Adji, setiap penerima pelayanan mengharapkan kebutuhan pelayanan serba terpenuhi. Seperti merasa dihargai dan puas merasa dapat pelayanan professional.

Sebaliknya bagi organisasi atau instansi pemberi layanan tentu akan mendapatkan citra baik, dinilai professional, eksistensi, makin mantap, peluang untuk berkembang pesat, memiliki daya saing serta pendapatan organisasi atau instansi meningkat.

“Bagi pegawai atau petugas yang memberi pelayanan prima, maka setidaknya dirinya  ada rasa bangga, kepuasan, semangat, serta meningkatkan karier dan kesejahteraan,” bebernya. (MC. Isen Mulang.1/engga)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *