KEGIATAN PERTEMUAN PEMANTAUAN EPPGBM KOTA PALANGKA RAYA

Salah satu prioritas pembangunan kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat terutama stunting. Hal ini tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan. Arah kebijakan perbaikan gizi : (1) Peningkatan Surveilans Gizi termasuk pemantauan pertumbuhan, (2) Peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang kesehatan, gizi, dll (3) peningkatan akses dan mutu paket yankes dan gizi, (4) peningkatan peran serta masyarakat dalam perbaikan gizi, (5) Penguatan pelaksanaan dan pengawasan regulasi standar gizi dan (6) Penguatan Peran Linsek dalam rangka intervensi sensitive dan spesifik.

Untuk meningkatkan cakupan program yang berdampak pada penurunan masalah gizi, diperlukan perencanaan yang evidence base berdasarkan surveilans gizi sesuai arah kebijakan di atas. Namun demikian, surveilans gizi belum berjalan optimal sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan surveilans gizi, salah satunya adalah dengan mengembangkan system pencatatan dan pelaporan program perbaikan gizi masyarakat.

Pada tahun 2016 direktorat gizi masyarakat telah mengembangkan system aplikasi Pencatatan Dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) yang telah digunakan sejak tahun 2017. Aplikasi ini dapat meghasilkan informasi status gizi balita berdasarkan 3 indeks pertumbuhan, yaitu Berat Badan menurut Umur, Berat Badan Menurut Tinggi Badan, dan Tinggi Badan Menurut Umur yang berguna untuk pemantauan pertumbuhan balita. Selain itu system ini juga dapat menghasilkan matriks perkembangan balita dan status gizi ibu hamil. Informasi yang dihasilkan dapat membantu surveilans gizi, terutama untuk analisis data system isyarat dini sebagai evidence base dalam melakukan tindakan/intervensi masalah gizi disuatu wilayah.

Penggunaan e-PPGBM bertujuan agar tenaga pelaksana gizi dan pemangku kebijakan di daerah lebih mudah dalam mengamati permasalahan gizi di wilayah mereka untuk selanjutnya mengambil keputusan terhadap dan tindakan apa yang akan dilakukan, baik secara komunitas maupun individu. Oleh sebab itu diperlukan data yang akurat agar dapat menggambarkan kondisi sesungguhnya dari suatu wilayah, sehingga kebijakan yang diambil juga tepat dan akurat.

      Sampai saat ini, hasil input data Balita dan Ibu Hamil ke aplikasi Eppgbm Kota Palangka Raya masih sangat memprihatinkan, jauh dari target yang diharapkan. Pada Tahun 2020 capaian inputan di aplikasi eppgbm Kota Palangka Raya masih dibawah angka 50 % (hanya 12,7%)  dan tahun 2021 sd bulan agustus baru mencapai 21,7% dari yang seharusnya minimal 80%. Hal ini tentu membuat keputusan/kebijakan terkait program menjadi tidak akurat.  Terlebih Tahun 2022 nanti Kota Palangka Raya akan menjadi lokus stunting, yang tentu saja data yang akurat dan update sangat diperlukan baik oleh sector kesehatan maupun lintas sector lain.

Oleh sebab itu saya mengharapkan dengan sangat agar petugas gizi puskesmas terus meningkatkan upaya penginputan data ke aplikasi eppgbm, baik itu berupa data dasar maupun data hasil penimbangan/pemantauan tumbuh kembang setiap bulan, karena selain sebagai basis data untuk pengambilan keputusan, juga sebagai raport petugas gizi puskesmas.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *