Cegah Karhutla Tim Gabungan Rutin Lakukan Patroli

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Kepala Bidang Penanggulangan Bencana pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Veno mengatakan, kondisi iklim saat ini sudah mulai memasuki musim kemarau. Karenanya tim gabungan yang terdiri atas beberapa unsur terus melakukan  pengawasan dan pengendalian serta pencegahan, terutama terhadap terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Saat ini kita memaksimalkan kegiatan patroli rutin setiap hari,  yang dilakukan tim gabungan siaga karhutla, dengan pantauan ke beberapa titik yang dipandang rawan,” ungkapnya, Rabu (18/7/2018).

Dikatakan, selain patroli rutin, sebagian tim juga terus stay di tiap-tiap kelurahan. Selain itu menyiagakan pula para personil di Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalop) di Kantor BPBD.

Tim yang berada di Pusdalop kata Veno, nantinya akan menjadi backup dari tim gabungan yang ada di kelurahan. Dimana ditiap kelurahan ada personil dari BPBD, TNI, Polri, Tim Serbu Api Kelurahan (TSAK) dan juga tim pemadam swadaya masyarakat.

Tim gabungan kelurahan tersebut akan menjadi garda terdepan yang akan meluncur ke lokasi kebakaran. Sambil meminta backup ke Pusdalop dan tim di kelurahan terdekat. Namun jika nantinya tim dari kelurahan dan Pusdalop tidak mampu menangani ataupun menjangkau lokasi kebakaran, BPBD akan meminta backup lagi.

“Nanti akan diterjunkan helikopter dari BNPB yang memang sudah disiagakan di Kota Palangka Raya. Mereka akan menjangkau kawasan yang memang susah di akses lewat darat,” jelasnya.

Selain mengoptimalkan patroli rutin, pihak BPBD melalui Pusdalop juga terus melakukan sosialisasi melalui spanduk dan imbauan kepada masyarakat agar tidak membakar lahan dimusim kemarau. Saosialisasi juga  meminta peran aktif masyarakat dalam penanggulangan kebakaran.

Ya, kalau untuk kesiap-siagaan di Pusdalop  saat ini  telah ada 6 buah mesin sedot portable untuk memadamkan api. Satu mesin berukuran besar dengan kemampuan yang hampir setara mobil pemdam. Satu lagi mesin ukuran sedang dengan kemampuan sedot tiga bar,”ungkap Veno.

Sedangkan empat buah mesin lainnya, adalah merupakan mesin portable berjenis alkon. Dua diantaranya mesin apung yang dapat beroperasi di atas air dan dua lainya adalah mesin darat. Selain itu juga ada satu mobil pickup pengangkut personil dan mesin sedot, kemudian ada juga dua speda motor untuk patroli. 

“Memang kendala-kendala paling sering yang ditemui di lapangan adalah masalah sumber air. Seringkali kebakaran terjadi jauh dari sungai maupun sumur bor yang telah disiapkan untuk mengatasi kebakaran,”tutup Veno. (MC. Isen Mulang.1/engga)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *