Peserta KBN Diajak Lihat Benda Bersejarah Di Museum Balanga

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Tidak lengkap rasanya jika tidak mengajak peserta Kemah Budaya Nasional (KBN) ke-VIII singah ke Museum Balangka di Jalan Tjilik Riwut Km2, Palangka Raya.

Di hari ke-4 pelaksanaan KBN, seluruh Pramuka penggalang dari seluruh Indonesia dan Vietnam melakukan jelajah budaya, Kamis (20/7/2017). Salah satu tujuan jelajah budaya yang dikunjungi adalah Museum Balanga.

Dalam kunjungannya ke Museum Balanga ini peserta dapat penyambutan sangat istimewa. Mereka disambut dengan tarian khas Kalimantan Tengah yang dibawakan oleh putra-putri Dayak dari sanggar Marajaki.

Sebelum mereka masuk ke dalam museum terlebih dulu dilakukan ritual tampung tawar. Makna ritual ini simbol mengucap syukur dan mengharap berkah serta menolak bala.

Setelah proses penyambutan adat, seluruh peserta KBN dipersilahkan untuk masuk ke dalam museum. Di dalam museum ini mereka bisa melihat berbagai benda bersejarah khas Dayak.

Mulai dari senjata tradisional khas Dayak seperti mandau dan sumpit, mihing sapundu, serta aneka macam balanga atau guci. Karena penasarannya, sebagian anak-anak berjalan-jalan sambil mengawasi barang bersejarah khas Kalteng. Sebagian dari mereka ada yang sibuk mengabadikan momen langka ini dengan berfoto di dalam museum.

Sementara itu Kepala UPT Museum Balanga, Maliaki mengaku senang dengan kunjungan dari peserta KBN ini. Dia berharap melalui kunjungan ini mereka banyak mengetahui tentang budaya Dayak.

“Setelah kembali ke daerahnya diharapkan mereka bisa menceritakan budaya dan kearifan lokal suku Dayak,” harapnya. (MC. Isen Mulang/engga)

Kaos Gratis Dari Tuan Rumah Untuk Peserta KBN

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Kegiatan Kemah Budaya Nasional (KBN) ke-VIII yang diselenggarakan di Bumi Perkemahan Kambariat Tuah Pahoe, Kota Palangka Raya tidak hanya membawa berkah kepada masyarakat sekitar, tapi juga kepada peserta KBN.

Berkah untuk seluruh peserta Pramuka penggalang ini karena medapat baju kaos gratis dari Pemerintah Kota Palangka Raya. Setiap peserta dapat kaos dengan wara dan corak yang berbeda. Pemerintah kota menyediakan kaos dengan 5 warna dasar yang dimiliki suku dayak, hitam putih merah hijau dan kuning.

Sedangkan pembagian kaosnya pada waktu upacara HUT Kota Palangka Raya yang bertepatan dengan pembukaan KBN. Pembagian kaos gratis ini merupakan kebijakan tuan rumah untuk memberikan bingkisan kepada peserta KBN yang berlangsung sejak 16-22 Juli 2017.

Setiap Kaos yang dibagikan ini berasal dari satuan organisasi perangkat daerah (SOPD) Kota Palangka Raya. Dalam kaos yang dibagikan ini bertuliskan sesuai visi misi SOPD masing-masing.

Namun kebijakan tersendiri oleh Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (DKISP) Kota Palangka Raya selain membagikan kaos pada waktu pembukaan BKN, pada hari ini kamis (20/7/2027) kontingen Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Bali, dan Provinsi Sumatera Barat yang dapat kaos gratis langsung diserahkan di lokasi kemah di Kambariat Tuah Pahoe, Kelurahan Sabaru, Palangka Raya oleh pegawai DKSIP, Yuliadi dan Adi yang kebetulan mereka berdua ini sebagai Liaison Officer (LO) pada KBN 2017.

Setiap kontingen dapat jatah 18 lembar kaos. Jumlah ini disesuaikan dengan total peserta KBN dari setiap provinsi. Khusus DKSIP, dalam kaos yang dibagikan ini bertuliskan ‘Saya’ berlogo gambar hati sebagai kata ganti (Cinta) Kota Palangka Raya “Keterbukaan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kerahasiaan”.  (MC.Isen Mulang/engga)

Disperindag Usulkan 5 UKM Dapat Sertifikat Halal

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Palangka Raya akan mengusulkan lima usaha kecil menengah (UKM) untuk mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Usulan ini disampaikan Hadriansyah mantan pegawai Disperindag yang saat ini menjabat Kasubag Protokol Komunikasi Setda Kota Palangka Raya saat membuka acara pelatihan program sistem informasi belanja online usaha kecil (Siboncil), Kamis (20/7/2017).

Menurut Adouw panggilan akrab Hadriansyah biaya untuk mendapatkan sertifikat halal ini nantinya akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak Alfamart dan Indomaret.

Tujuan difasilitasinya UKM untuk mendapatkan sertifikat halal ini agar semua produk yang dijual ke pasar mendapat legalitas jelas dan pembeli tidak ragu untuk mengonsumsinya.

Sementara itu Wakil Walikota Palangka Raya Mofit Saptono Subagio saat membuka pelatihan ini sangat mendukung akan adanya fasilitasi para UKM untuk mendapatkan sertifikat halal.

Setahu saya biaya pengurusan sertifikat halal tidak mahal. Yakni sekitar Rp50 ribu saja kata Mofit. Di sisi lain Mofit menegaskan dengan adanya sertifikat halal ini bukan berarti bisa menjamin barang milik UKM cepat laku.

Laku tidaknya sebuah produk itu menurutnya tergantung dengan kemahiran manajemen dalam memasarkan produk, sehingga status sertifikat halal tidak ada kaitannya dengan cepat lakunya sebuah produk. (MC. Isen Mulang/engga)

Ritual Tampung Tawar Awali Kegiatan Napak Tilas KBN

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Sebelum mengikuti kegiatan napak tilas ke lokasi pertapaan Pahlawan Nasional Tjilik Riwut di Batu Banama, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangka Raya, peserta Kemah Budaya Nasional (KBN) menjalani ritual adat Dayak.

Ada dua ritual yang harus diikuti peserta KBN dari 34 provinsi, kontingen dari Vietnam, dan 14 kontingen dari kabupaten, kota se kalteng. Yakni ritual tampung tawar dan mamapas. Proses ritual ini dipimpin oleh demang kepala adat dan Pengelola Objek Wisata Batu Banama Tangkiling Yudi Untung.

Sebelum acara ritual dimulai, terlebih dulu Yudi Untung bersama demang kepala adat mempersiapkan berbagai peralatan dan bahan yang akan digunakan untuk melaksanakan ritual mamapas dan tampung tawar.

Adapun perlengkapan yang disiapkan di antaranya gelas untuk menaruh air dan cawan atau mangkok untuk menaruh berbagai kebutuhan yang diperlukan.

Sedangkan bahan yang dibutuhkan berupa sangku, daun sawang, daun palis, sawang papas, telur, beras, dan air. Sebelum prosesi mapas dan tampung tawar dimulai, demang kepala adat membacakan doa di depan peserta yang sudah berbaris memanjang.

Sambil membaca doa, tetua adat ini kemudian memercikan air dengan menggunakan dedaunan yang sudah dirangkai menjadi satu dan mengoleskan telur ayam kampung di tangan peserta. Adapun peserta yang mendapat kesempatan pertama menerima ritual ini adalah kontingen dari Vietnam dan Wakil Walikota Palangka Raya, Mofit Saptono Subagio sebagai pimpinan rombongan dan dilanjutkan dengan peserta lainnya.

Sementara itu Yudi Untung menjelaskan makna dari ritual mamapas ini tujuannya untuk membersihkan badan dari unsur sial dan celaka, sehingga diharapkan selama peserta KBN mengikuti napak tilas tidak ada mendapat gangguan dari makluk gaib.

Sedangkan makna tampung tawar agar para peserta KBN terhindar dari unsur-unsur aneh. Diharapkan melalui tampung tawar ini kondisi kesehatan mereka tetap prima dan terhindar dari segala penyakit, sehat dan selamat (MC. Isen Mulang/engga)

Peserta Asal Bangka Belitung Juara I Lomba Menangkap Ikan

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Selasa (18/7/2017) sore di lokasi Bumi Perkemahan Kambariat Tuah Pahoe, Kelurahan Sabaru, Kota Palangka Raya mendadak ramai.

Ya, di lokasi Kemah Budaya Nasional (KBN) ke-VIII ini diadakan lomba maloto/malutu merupakan tradisi masyarakat Dayak untuk menangkap ikan dengan tangan (tanpa bantuan alat) di danau yang airnya sudah surut (dilakukan terutama pada musim kemarau).

Dalam lomba ini para peserta hanya boleh menangkap ikan dengan menggunakan tangan kosong. Bagi peserta luar daerah yang tidak bisa menangkap ikan mungkin akan kesulitan.

Karena sulitnya menangkap ikan dengan tangan kosong inilah sehingga memicu kemeriahan. Mereka saling berlomba untuk mendapatkan ikan sebanyak-banyaknya.

Celakanya ikan yang ditangkap ini sangat sulit dan licin, karena ikan yang dilepas di kolam buatan ini adalah ikan gabus dan lele. Bagi yang tidak bisa memegang ikan mungkin jijik, sehingga mereka susah untuk menangkapnya.

Meski begitu, setelah perjuangan cukup lama dan melelahkan, akhirnya peserta KBN asal Bangka Belitung berhasil menjadi juara satu dengan memperoleh 13 ekor ikan.

Sedangkan juara II diraih oleh kontingen dari Kabupaten Sukamara dengan memperoleh 12 ekor ikan, dan juara III diraih kontingen Kecamatan Sabangau dengan memperoleh 11 ekor ikan.

Selanjutnya juara IV diraih oleh peserta dari Aceh dengan memperoleh 10 ekor ikan, dan juara V diraih peserta dari Jawa Timur dengan memperoleh 10 ekor ikan. (MC. Isen Mulang/engga)

Merah Putih Naungi Seluruh Anak Bangsa

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Jurnal hari kedua pelaksanaan Kemah Budaya Nasional (KBN) di Bumi Perkemahan Kambariat Tuah Pahoe, Kota Palangka Raya, para Pramuka penggalang diajak mengikuti kegiatan bakti sosial atau Pramuka peduli sesama dan lingkungan, Selasa (18/7/2017).

Namun sebelum aksi peduli lingkungan ini dilaksanakan, para penggalang dari 34 provinsi seluruh Indonesia dan kontingen dari Vietnam diajak baris di lapangan di tengah teriknya matahari pagi. Barisan laki-laki dan peremuan dipisah.

Di tengah panasnya matahari inilah mereka disuruh membentangkan kain merah dan putih. Kain merah dibentangkan oleh penggalang putra, sedangkan kain putih dibentangkan oleh penggalang putri.

Setelah dibentangkan, seluruh penggalang untuk bernaung di bawah kain merah putih ini. Adapun makna berteduh di kain ini menurut kakak pembina, Yusak adalah Bendera Merah Putih menaungi seluruh anak bangsa yang bersuku-suku, tetapi tetap satu dalam bingkai NKRI.

“Indahnya bernaung di bawah merah putih, kerena menaungi seluruh anak bangsa dari berbagai suku, tetapi kita tetap bersatu,” pesan Yusak yang juga Andalan Kwarnas Pramuka ini.

Yusak menjelaskan warna putih melambangkan kesucian dalam perbuatan, sedangkan warna merah melambangkan sikap berani. Maka dari itu Yuzak mengajak para penggalang yang merupakan generasi penerus bangsa ini untuk berbuat kebaikan demi kuatnya NKRI.

Pesan moral lainnya para penggalang diajak memerangi perbuatan yang membuat rugi diri sendiri dan diminta mengajak anak-anak lainnya untuk berbuat kebaikan dan tidak melanggar hukum.

“Banyak yang mati muda karena narkoba dan tawuran. Sebagai anggota Pramuka wajib hukumnya untuk mengingatkan mereka ke jalan yang benar,” pesannya.

Selanjutnya para penggalang putra dan putri ini disuruh membubuhkan nama dan tanda tangan di atas kain putih dan merah sebagai bukti jika mereka komitmen menjadikan Indonesia negara yang besar meski terdiri dari berbagai suku dan budaya. (MC. Isen Mulang/engga)

Temu Tokoh Budaya Bersama Penggalang Dari 34 Provinsi

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Perwakilan Pramuka penggalang  dari 34 provinsi seluruh Indonesia dan 14 kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah mengikuti sesi temu tokoh budaya, Senin (17/7/2017).

Temu tokoh ini diadakan setelah mereka mengikuti pembukaan Kemah Budaya Nasional (KBN) di Bumi Perkemahan Kambariat Tuah Pahoe, Kota Palangka Raya.

Dalam temu tokoh ini menghadirkan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, Wakil Kwarnas Budi Prayitno, Wakil Walikota Palangka Raya Mofit Saptono Subagio, dan pengamat budaya Provinsi Kalimantan Tengah Kusni Sulang.

Melalui temu tokoh ini banyak pelajaran yang diperoleh para anak-anak sekolah menengah pertama (SMP) ini tentang keanekaragaman adat dan budaya mulai dari Aceh sampai Papua.

Mereka juga diberikan pemahaman akan pentingnya mengikuti Pramuka. Dengan Pramuka mereka akan kenal adat dan budaya orang lain, sebab dalam berpramuka mereka pasti akan berteman dengan anak-anak dari berbagai daerah.

Sementara itu dalam sesi tanya jawab pengamat budaya Kusni Sulang mendapat pertanyaan dari peserta. Salah satunya pertanyaannya soal apa untung dan ruginya jika tidak mengikuti Pramuka?

Menurut Kusni Sulang, bagi generasi muda tidak mengikuti Pramuka tidak apa-apa, tapi rugi. Sebaliknya bagi yang ikut Pramuka akan mendapat ilmu, karena selain bisa belajar berorganisasi juga akan didapat berbagai pengalaman.

“Melalui Pramuka inilah bekal untuk bisa jadi pemimpin. Melalui Pramuka banyak yang jadi pemimpin. Pramuka bisa melahirkan mualim bangsa,” jawab Kusni.

Sementara itu Wakil Walikota Palangka Raya Mofit Saptono Subagio menambahkan melalui KBN ini para peserta bisa saling mengenal budaya satu degan yang lainnya.

“Jika tidak ikut Pramuka sangat rugi. Kalian yang sudah menjadi anggota Pramuka ini sudah berada di jalan yang benar,” tuturnya. (MC. Isen Mulang/engga)

Mendikbud Buka Seminar Wacana Pemindahan Ibukota RI Ke Kalteng

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Efendy membuka Seminar Nasional Penguatan Pendidikan Dalam Mewujudkan Wacana Pemindahan Ibukota Pemerintahan Republik Indonesia di Provinsi Kalimantan Tengah.

Seminar yang diadakan di rumah jabatan Walikota Palangka Raya di Jalan Diponegoro ini menghadirkan dua nara sumber. Yakni pakar hukum tata negara Refly Harun dan pengamat politik, Qodari. Seminar ini dimulai pukul 14.00 WIB, Senin (17/7/2017).

Dalam seminar yang digagas Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Provinsi Kalimantan Tengah ini juga dihadiri Walikota Palangka Raya HM Riban Satia, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, anggota dewan, kepala sekolah, dan guru.

Sementara itu dalam sambutannya Mendikbud Muhadjir Efendy menyambut positif seminar ini. Tapi dia berpesan sebelum wacana pemindahan ibukota pemerintahan RI ini terrealisasi, maka terlebih dahulu masyarakat Kalimantan Tengah harus mempersiapkan sumber daya manusianya (SDM).

Jika SDM masyarakat Kalteng tidak siap dikhawatirkan nantinya akan menjadi penonton. Warga Kalteng akan kalah bersaing dengan warga pendatang yang akan mencari pekerjaan.

“Kalau mau ibukota pindah, tapi mulai sekarag SDM-nya disiapkan dulu. Kalau tidak disiapkan maka warga Kalteng akan menyambut pemindahan ibukota RI dengan cara menjual tanah,” ucapnya.

“Jadi kalau mau ibukota pemerintahan RI pindah ke Kalteng, maka harus dilakukan perbaikan pendidikan besar-besaran dulu. Kalau tidak jadi pindah alhambudilah, tapi kalau jadi pindah ya alhamdulilah,” pesannya.

Sementara itu Ketua KAHMI Kalimantan Tengah, Rusliansyah mengharapkan wacana pemindahan ibukota pemerintahan RI kelak akan menjadi kenyataan. Sebab Kalimantan Tengah, khususnya Kota Palangka Raya memiliki historis jika dibanding dengan daerah lain.

Dimana saat pemancangan tiang pertama tanda dimulainya pembangunan Kota Palangka Raya oleh Proklamator RI, Soekarno pada 17 Juli 1957 silam, kala itu Presiden RI Soekarno sudah menyebut jika Kota Palangka Raya ini akan dicadangkan menjadi calon ibukota RI.

Pertimbangan Soekarno kala itu Kota Palangka Raya letaknya berada di tengah Indonesia. “Maka dari itu melalui seminar ini ada kebulatan tekad dan persepsi dalam menyambut wacana ini pemindahan ibukota pemerintahan RI dan segala konsekuensinya,” tuturnya.

Rusliansyah menjelaskan dalam seminar ini juga menghadirkan Profesor DR Nursani Darlan dari Universitas Palangka Raya. Adapun materi yang disampaikan dari pengamat politik, Qodari terkait tema membuka keterisolasian. (MC. Isen Mulang/engga)

Selamat Datang Di Media Center Isen Mulang Kota Palangka Raya 500 Pemain Kecapi Meriahkan Pembukaan Kemah Budaya Nasional

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Suasana pembukaan Kemah Budaya Nasional (KBN) di Bumi Perkemahan Kambariat Tuah Pahoe, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah tambah meriah dengan ditampilkannya permainan alat kecapi dan karungut khas Dayak, Senin (17/7/2017).

Uniknya, permainan kecapi ini dibawakan oleh sekitar 500 murid sekolah dasar (SD). Mereka dengan gemulai memetik senar kecapi. Sambil diiringi lagu karungut khas Dayak, para penonton, termasuk para pejabat pun terhipnotis takjub.

Karena penasarannya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Efendi pun ikut turun ke area permaian. Dia juga ikut memainkan kecapi sambil mengeliling anak-anak yang sedang memetik senar kecapi.

Tak ayal, para pejabat lainnya seperti Walikota Palangka Raya HM Riban Satia dan Wakilnya Mofit Saptono Subagio serta Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi (Budpar) Kalimantan Tengah Guntur Talajan serta beberapa Dirjen dari Kemendikbud juga ikut memainkan kecapi.

Kecapi merupakan alat musik tradisional khas Dayak. Bentuknya seperti gitar, namun tali senarnya ada yang dua dan ada empat, sedangkan kalau gitar memiliki enam senar.

Dengan mengenakan baju khas Dayak dan lawung (ikat kepala), para murid SD ini dengan rileks memainkan kecapi. Mereka sama sekali tidak grogi meski baru pertama kali memainkan alat tradisional ini di hadapan ribuan orang dari seluruh Indonesia dan mancanegara.

Kepala Dinas Budpar Provinsi Kalimantan Tengah Guntur Talajan mengatakan musik kecapi ini merupakan warisan nenek moyang Suku Dayak yang saat ini terus dilestarikan. Dulunya, musik kecapi dijadikan sebagai sarana hiburan dan acara diperayaan ibadah untuk mengiringi lantunan lirik karungut.

Tapi seiring perkembangan jaman, musik kecapi sudah menjadi materi pembelajaran di sekolah sebagai muatan lokal. Saat ini dinas budpar provinsi kalteng terus mendorong para muda-mudi untuk melestarikan musik tradisional ini. (MC. Isen Mulang/engga)

Mendikbud Buka Kemah Budaya Nasional Di Palangka Raya

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy secara resmi membuka Kemah Budaya Nasional (KBN) ke-8 di Bumi Perkemahan Kambariat Tuah Pahoe, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, Senin (17/7/2017).

Upacara KBN untuk peserta Pramuka penggalang atau anak SMP tahun ini sangat istimewa karena pelaksanaannya dibarengkan dengan peringatan HUT ke-52 Pemerintah Kota Palangka Raya dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-60 Kota Palangka Raya.

Selain Mendikbud, acara pembukaan KBN ini juga dihadiri Dirjen Kebudayaan Hikmar Farid, Dirjen Sejarah Triana Wulandari, Wakil Ketua Kwarnas Pramuka Budi Prayitno, Kasubdit PTK Saptari Vovita Sari, dan Kepala Biro Kwarnas Desi Apriani.

Hadir pula Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah, Habib H Said Ismail mewakili gubernur, Walikota Palangka Raya Riban Satia dan Wakilnya Mofit Saptono dan beberapa kepala daerah dari 13 kabupaten di Kalimantan Tengah.

Adapun proses pembukaan KBN 2017 ini diawali dengan devile dari peserta kemah. Kontingen dari Vietnam mendapat kesempatan pertama untuk melakukan devile di depan tribun penghormatan, kemudian disusul kontingen Aceh dan diikuti oleh kontingen dari 33 provinsi lainnya.

Sedangkan kontingen Provinsi Kalimantan Tengah, termasuk Palangka Raya dapat giliran penutup devile. Suasana devile cukup meriah, karena diselengi penampilan tarian dan lagu daerah dari 34 provinsi yang dibawakan oleh putra putri dari tuan rumah.

Secara simbolis pembukaan KBN ini ditandai dengan manyipet atau menyumpit dengan sasaran sebuah balon yang diletakkan di bawah. Setelah balon terkena jarum sumpit, maka meletus, sehingga tali yang di atasnya ada banyak balon maka akan lepas ke udara.

Dalam sambutannya Mendikbud Muhadjir Effendy mengucapkan selamat berkemah kepada peserta KBN. Melalui KBN ini diharapkan bisa meningkatkan rasa nasionalisme, sehingga kelak mereka menjadi partner yang bisa membangun jaringan secara nasional guna membangun Indonesia masa depan yang lebih baik.

“Saya melihat di wajah kalian semua, senyum adik-adik ku semua, di dalam ketawa adik-adik semua ada janji dan masa depan yang cerah untuk masa depan Indonesia. Selamat berkemah, selamat berbudaya, selamat membangun rasa nasionalisme melalui rasa kebhinekaan,” pesan Mendikbud. (MC. Isen Mulang/engga)