Bayi Orangutan Yang Diselundupkan Ke Kuwait Dipulangkan Lagi Ke Palangka Raya

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Satu individu bayi orangutan berjenis kelamin jantan yang sebelumnya sempat diselundupkan ke Kuwait akhirnya bisa dipulangkan lagi ke Kalimantan.

Bayi orangutan bernama Taymur ini dibawa ke Kalimantan Tengah melalui Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kamis (14/9/2017) dan sekitar pukul 18.00 WIB tiba di Nyaru Menteng, Kota Palangka Raya.

Pemulangan Taymur ini berkat kerja sama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Kementerian Luar Negeri perwakilan Pemerintah Republik Indonesia bersama Yayasan BOS.

Taymur adalah bayi orangutan jantan berusia sekitar 3 tahun yang pada April 2017 berhasil direpatriasi berkat kerja sama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktorat Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Luar Negeri dalam hal ini Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuwait, Kebun Binatang Kuwait, serta Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS).

Kini Taymur tiba kembali ke rumahnya di Kalimantan Tengah untuk menjalani masa rehabilitasi di Program Reintroduksi Orangutan Yayasan BOS Nyaru Menteng, Palangka Raya.

Monterado Fridman, Humas BOS Nyaru Menteng mengatakan sebelum dibawa ke Kalimantan Tengah, pada 17 April 2017 Taymur tiba di Bandar Soekarno-Hatta Cengkareng untuk menjalani proses karantina di Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor.

Di Taman Safari ini Taymur juga menjalani tes kesehatan dan DNA untuk menentukan provinsi asalnya. Setelah 4 bulan, Taymur menunjukkan perkembangan kesehatan yang baik, sedangkan hasil tes DNA menunjukkan Taymur memiliki sub-spesies Pongo Pygmaeus Wurmbii yang berarti dia berasal dari Kalimantan Tengah.

“Maka dari itu Taymur diputuskan akan menjalani proses rehabilitasi di Nyaru Menteng. Perjalanan hidup sangat luar biasa bagi orangutan yang usianya belum genap 3 tahun ini,” kata Monterado, Kamis (14/9/2017).

Dia menjelaskan dalam kehidupan normal, orangutan di usia ini masih sangat tergantung pada induknya. Bisa dibayangkan betapa kesepian dan besar trauma yang Taymur rasakan saat ini.

“Untuk menolong satu individu orangutan seperti Taymur ini butuh upaya dan biaya yang besar serta melibatkan kerja sama banyak pihak,” tutur Agung panggilan akrab Monterado Fridman ini. (MC. Isen Mulang/engga)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *