Gaji 32 PTT Dipotong Karena Tidak Masuk Kerja

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Selain ada Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tidak masuk kerja di hari pertama pasca tahun baru 2019 rupanya juga banyak pegawai tidak tetap (PTT) yang tidak hadir.

Total PTT di Kota Palangka Raya 1.282 orang. Dari jumlah ini yang hadir di hari pertama masuk kerja hanya 1.226 orang dan yang tidak hadir 56 orang.

Dari 56 PTT yang tidak hadir ini dengan keterangan cuti 1 orang, izin 14 orang, sakit 6 orang, dinas luar/dalam 3 orang, dan tanpa keterangan 32 orang.

“Persentase PTT yang hadir 95,63 persen dan tidak hadir 4,37 persen,” ucap Inspektur Kota Palangka Raya, Alman Pakpahan seusai mengikuti rapat pembukaan masa sidang, Kamis (3/1/2019).

Alman menegaskan khusus 32 PTT yang tidak hadir tanpa keterangan ini sesuai ketentuan gajinya akan dipotong, karena mereka dibayar dihitung per hari.

“Soal pemotongan gaji PTT ini kita serahkan kepada kepala satuan organisasi perangkat daerah (SOPD) masing-masing untuk menentukan besaran gaji yang dipotong,” sebutnya. (MC. Isen Mulang/engga)

Sekda Tegur ASN Puskesmas Karena Cuti Melewati Tahun Berikutnya

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya, Rojikinoor menegur Aparatur Sipil Negara (ASN) Puskesmas Jekan Raya, karena membolehkan pegawai cuti tidak sesuai aturan.

Di Puskesmas Jekan Raya ini Sekda mendapati laporan ada dua ASN yang ambil cuti melewati tahun berikutnya, sedangkan aturannya cuti hanya boleh diambil dalam satu tahun berjalan.

Namun menurut Zainudin Noor, SKM, pegawai Puskesmas Jekan Raya aturan cuti diambil melewati tahun berikutnya tersebut dibolehkan oleh pihak dinas kesehatan.

Namun menurut Sekda aturan yang membolehkan oleh dinas kesehatan tersebut tetap tidak boleh, karena semua SOPD menetapkan izin ASN hanya dalam satu tahun berjalan.

Karena itu Sekda meminta kepada pihak inspektorat untuk membina dinas kesehatan agar dikemudian hari tidak membolehkan ASN mengambil cuti didua tahun berjalan, misal Desember hingga Januari.

Sementara itu saat Sidak ke Puskesmas Tangkiling, Sekda juga mendapati ada ASN yang sedang mengambil cuti tahunan, tapi diambil di Desember-Januari. Cuti seperti ini menurut sekda tetap tidak boleh.

Karena itu lagi-lagi Sekda kembali meminta kepada tim inspektorat yang kebetulan ikut Sidak juga membina pihak puskesmas dan dinas kesehatan terkait pemberian izin cuti. (MC. Isen Mulang/engga)

KPU Palangka Raya Lantik 10 Anggota PPK Tambahan

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palangka Raya melantik 10 anggota panitia pemilihan kecamatan (PKK), Rabu (2/1/2019).

Pelantikan 10 anggota PPK ini merupakan tambahan dari yang sebelumnya tiga orang menjadi lima orang per kecamatan, sedangkan anggota panitia pemungutan suara (PPS) tetap tiga orang per kelurahan.

Ketua KPU Kota Palangka Raya, Ngismatul Choiriyah menjelaskan dasar penambahan anggota PPK ini pasca putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 31/PPU-XVI/2018.

Dalam pelantikan PPK ini juga sekaligus dilaksanakan pelantikan pergantian antar waktu (PAW) terhadap dua anggota PPS Kelurahan Tangkiling, karena anggota sebelumnya diberhentikan dengan tidak hormat oleh KPU.

Ngismatul berharap kepada anggota PPK dan PPS yang baru dilantik ini bisa bekerja dengan sunguh-sunguh sesuai ketentuan yang berlaku, sehingga proses pemilu 2019 bisa berjalan lancar.

Seusai dilantik, para anggota PPK dan PPS yang baru ini langsung mendapatkan bimbingan teknis (Bimtek) oleh komisioner KPU tentang kepemiluan. (MC. Isen Mulang/engga)

Tokoh Adat Kalteng Gelar Mapas Lewu

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Sebagaimana biasanya,  menjelang pergantian tahun,  maka para tokoh masyarakat dan tokoh adat di Kalimantan Tengah (Kalteng) melaksanakan ritual Mapas Lewu, Ma’arak Sahur, Palus Mangantung Sahur Lewu.

Pelaksanaan ritual yang digelar Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan (MBAHK) Kalteng bersama dengan Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng juga di dukung sepenuhnya oleh Pemerintah Provinsi Kalteng dan Pemerintah Kota Palangka Raya.

Kegiatan ritual itu sendiri mengambil tempat di Betang Hapakat sejak tanggal 30 Desember 2018 dibuka secara resmi oleh walikota Palangka Raya, Fairid Naparin, dan berakhir tanggal 1 Januari 2019

“Ritual itu digelar sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa selama tahun 2018 ini,”ungkap koordinator pelaksanaan ritual, Parada, Senin (31/12/2018).

Dikatakan, ritual ini rutin dilaksanakan oleh unsur tokoh adat dan tokoh masyarakat di Kalteng setiap menjelang akhir tahun dan sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu. 

“Mapas Lewu ini bertujuan untuk membersihkan daerah atau kampung dari hal buruk, baik yang dibuat oleh manusia dan hal-hal yang bersifat gaib terhadap kehidupan masyarakat,” terang Parada.

Sementara itu lanjut dia,  untuk ritual Ma`arak Sahur dilakukan sebagai ungkapan syukur kepada Yang Maha Kuasa, Sahur Parapah, Antang Patahu dan leluhur serta alam yang memberikan perlindungan, kesehatan dan kekuatan selama menjalani tahun 2018.

“Apa yang kita lakukan tahun ini tentu tidak lepas dari Yang Maha Esa, termasuk keberadaan para leluhur,” jelas Parada

Di samping itu, lanjut dia,  masyarakat melakukan segala aktivitas dalam tahun 2018 juga tidak lepas dari alam. Karena itulah masyakarakat  Dayak percaya, keseimbangan antara alam dan manusia perlu dijaga.

Adapun untuk ritual Mangantung Sahur Lewu, ungkap Parada, adalah sebagai wujud permohonan masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa, leluhur dan alam agar pada tahun yang baru nanti diberi perlindungan dan kekuatan, khususnya untuk menghadapi berbagai tantangan yang mungkin saja bisa menganggu segala aktivitas.

“Pasti kita akan dihadapkan berbagai tantangan. Maka itu tanpa bantuan Yang Kuasa, segala sesuatunya tidak akan pernah lepas.”

Besok hari pada tanggal 1 Januari 2019 rangkaian kegiatan ritual Mapas Lewu, Ma’arak Sahur, Palus Mangantung Sahur Lewu berakhir dengan penanaman kepala hewan kurban, pungkasnya. (MC. Isen Mulang.1/engga)

Jelang Akhir Tahun Toko Emas Di Palangka Raya Diserbu Warga

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Pemandangan seperti biasanya, dimana sebelum pergantian tahun warga Kota Palangka Raya selalu memadati sejumlah pasar sentra tradisional, seperti Pasar Besar Palangka Raya.

Pantauan awak Media Center Palangka Raya, terutama sehari sebelum pergantian akhir tahun, Senin (31/12/2018), terlihat warga tengah membeli berbagai kebutuhan untuk persiapan menyambut pergantian tahun bersama keluarga. 

Seperti makanan dan minuman, lauk pauk antara lain ikan sungai,  ayam potong,  daging sapi hingga komoditas jagung dimana kesemua bahan pangan tersebut akan dihidangkan menjelang detik-detik pergantian tahun. 

Selain soal menyiapkan bahan pangan, maka yang menjadi kebiasaan menjelang pergantian tahun adalah warga juga terlihat memadati  toko-toko emas untuk membeli perhiasan ataupun menjual kembali perhiasan.

Bagi warga yang membeli perhiasan, tentu tidak lain ingin tampil “kinclong” manakala berkumpul bersama keluarganya. Sedangkan bagi mereka yang menjual kembali perhiasannya, tentu juga ada alasan lain.

“Saya jual perhiasan ini sudah diniatkan, karena mau buat acara syukuran bersama keluarga dimana pergantian tahun ini banyak yang datang dari luar Palangka Raya untuk menghabiskan malam akhir tahun,” tutur Yana, usai menjual perhiasannya kesalah satu toko emas, di Palangka Raya.

Kata dia, kebiasaan berkumpul bersama keluarga sudah menjadi tradisi setiap menyambut pergantian tahun, dimana disela acara kumpul itu selalu diselingi dengan kegiatan bakar-bakar lauk pauk, daging maupun jagung yang kemudian disantap bersama.

“Maka itu diperlukan dana khusus untuk membeli segala macam menu untuk acara malam pergantian tahun,” tutur Yana. 

Lain halnya dengan Elis, warga Palangka Raya lainnya yang mengaku sudah menjadi kebiasaan setiap menjelang akhir tahun ia membeli emas, berupa cincin, gelang dan kalung serta anting, dengan alasan sebagai simpanan, karena banyak juga yang menjual sehingga harga beli sedikit miring. 

“Buat jaga-jaga di tahun depan, bila lagi seret rezeki kan bisa dijual,” kelakarnya. 

Dalam pemandangan lainnya, para penyedia jasa sepuh emas (pembersih emas) juga terlihat kecipratan rezeki, manakala warga banyak yang memoles agar perhiasannya tampil beda saat menyambut pergantian tahun. (MC. Isen Mulang.1/engga)

Ikan Patin Dan Nila Pilihan Barbeque Jelang Pergantian Tahun

MEDIA CENTER, Palangka Raya -Tidak bisa dipungkiri, malam pergantian tahun bagi sebagian besar masyarakat adalah momen yang tepat untuk berkumpul dengan orang-orang terdekat, kerabat maupun teman-teman.

Pilihan berkumpul bersama dirumah memang lebih baik dari pada ikut menyaksikan keramaian atau konvoi kendaraan yang menyebabkan kemacetan di jalan raya.

Pun begitu, pilihan berkumpul dengan keluarga di rumah tidaklah cukup tanpa diselingi acara makan bersama yang diawali dengan barbeque alias bakar-bakaran menu hidangan. 

Hidangan menu yang spesial tentu diharapkan setiap warga. Hanya saja di tengah harga komoditas daging ayam potong dan daging sapi melambung tinggi, maka harus ada alternatif komoditas lain penggantinya yang tak kalah spesial.

Nah, alternatif menu untuk acara bakar-bakaran bagi warga Palangka Raya yang cukup murah dijangkau salah satunya adalah ikan air sungai dan kolam atau tambak, antara lain jenis ikan Patin maupun ikan Nila.

Seperti pada Senin (31/12/2018) pagi, penjual ikan di pasaran tradisional Palangka Raya ketiban rezeki, karena banyak warga yang membeli ikan untuk persiapan menyambut malam tahun baru. 

Cici salah satu pembeli mengaku,  ia lebih memilih membeli ikan air kolam dibanding membeli daging ayam potong ataupun daging sapi, mengingat kedua jenis daging tersebut harganya sedang mengalami kenaikan drastis. 

Disebutkan, harga ayam potong kini berada pada kisaran Rp45 ribu per kg. Sementara untuk harga daging sapi potong sudah mencapai harga Rp 120 ribu per kg.

“Jadi lebih baik membeli ikan patin hanya Rp 30 ribu per kg, sedangkan Nila Rp35 ribu per kg,” tandasnya. 

Menurutnya, acara bakar bakaran ikan juga tak kalah spesialnya untuk menyambut pergantian tahun dalam sebuah keluarga. 

“Lebih menyenangkan apabila semua bisa berkumpul dan  memasak atau membakar ikannya bersama-sama,”tutup Cici. (MC. Isen Mulang.1/engga)

Pemko Palangka Raya Sediakan Tempat Khusus Pedagang Trompet

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Sudah menjadi tradisi menjelang pergantian tahun, kawasan Bundaran Besar Palangka Raya selalu menjadi pilihan bagi para pedagang untuk menjajakan terompet dan kembang api. 

Akan tetapi untuk tahun ini para pedagang musiman ini tidak lagi bisa menghiasi jualan terompet maupun kembang api di kawasan bundaran besar tersebut. Pasalnya, Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) memberikan larangan bagi pedagang agar tidak membuka lapak di kawasan bundaran. 

“Secara umum kawasan bundaran besar harus steril. Sesuai Dasar hukumnya Perda Kota Palangka Raya Nomor 4 tahun 2013 tentang Pedagang Kreayif Lapangan (PKL), “ungkap Kepala Satpol PP Palangka Raya Benhur Pangaribuan melalui Kabid Bimbingan Kemasyarakatan (Bimmas) Martin Sihombing, Kamis  (27/12/2018).

Dijelaskan, dalam perda tersebut salah satunya mengatur, bahwa pedagang dilarang berjualan di atas bahu jalan, trotoar dan drainase. Salah satunya diseputaran bundaran besar.

“Maka itu untuk tahun ini pedagang yang terlanjur berdagang di bundaran besar, kami minta mereka pindah,” tegasnya. 

Pun begitu lanjut Martin meski dilarang, namun Pemko Palangka Raya tetap melihat segi sosial dan kemanusiaan. Dimana pemko memperbolehkan para pedagang terompet dan kembang api itu untuk berjualan namun di sepanjang jalan yos Sudarso. 

“Mulai dari depan Sekretariat Media Center Isen Mulang dan kantor Badan Pengelola Pajak dan Retribusi sepanjang jalur, tersebut” terangnya.

Kebijakan itu tambah dia juga memiliki batas waktu, lahan yang disediakan untuk berjualan juga di himbau harus bersih di tanggal 2 Januari 2019, tahun depan.

“Jadi diperbolehkan hingga selesai perayaan tutup tahun. Tanggal 2 Desember 2019 lokasi harus sudah bersih. Perlu diketahui para pedagang ini tidak dikenakan retribusi, karena masuk dalam golongan pedagang musiman,” tutup Martin. (MC. Isen Mulang.1/engga)

Ibadah Malam Natal Gereja Di Palangka Raya Dipadati Umat Nasrani

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Pada Malam Natal yang lalu, Gereja di Kota Palangka Raya dipadati umat Kristiani, guna melaksanakan ibadah malam Natal.

Dari pantauan awak Media Center Isen Mulang Palangka Raya, beberapa Gereja tampak membuat tenda di luar untuk menampung para jemaat.

Seperti ibadah malam Natal yang digelar di Gereja Pangarinah Jalan Teuku Umar Palangka Raya pada Selasa, (24/12/2018), pihak gereja membuat tenda tambahan disamping kiri dan kanan halaman Gereja. 

Pun demikian, ibadah malam Natal saat itu berlangsung khidmat dan dipadati oleh jemaat nasrani. Tidak hanya jemaat yang berada disekitar dilingkungan Gereja Pangarinah, tetapi juga jemaat nasrani yang datang dari kawasan lainnya di Palangka Raya.

Adapun pada pelaksanaan acara perayaan Natal dan lilin Natal di Gereja Pangarinah menghadirkan Pendeta Yusef Kung dan Pendeta Marco Mahin. Natal tahun ini mengusung tema “Hiduplah berpusat pada Yesus Kristus Sang Hikmat Sejati”.

Pendeta Yusef Kung  berpesan kepada ribuan Jemaat agar manakala menghadapi berbagai permasalahan hidup, tantangan dan cobaan, harus selalu berpusat pada Yesus Kristus karena semua selalu ada hikmat dibalik semua itu. 

“Yesus Kristus akan membawa hikmat bagi manusia, karena hikmat semuanya datang dari kehendak Tuhan Yesus,” ingatnya. (MC. Isen Mulang.1/engga)