Kota Layak Anak Bisa Terwujud Asal Didukung Banyak Pihak

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Palangka Raya, Tiur Simatupang, mengharapkan adanya kerja sama sejumlah instansi/dinas terkait guna mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota layak anak.

“Kepedulian dari sejumlah pihak sangat diharapkan, sehingga program kota layak anak ini dapat terealisasi sesuai target 2019 mendatang,” ucapnya, Rabu (31/10/2018).

Sebut Tiur, instansi seperti Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pendidikan (Disdik), Dinas Sosial (Dinsos), Dinas Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (Disperkim), Kanwil Kemenkumhan, harus bisa diajak berjalan bersama dengan bidang dan tupoksi masing-masing, guna mewujudkan kota layak anak ini.

“DP2KBP3A sebagai fasilitator hanya mengingatkan agar semuanya sama-sama bergerak sesuai tugas masing-masing, bagaimana membantu mewujudkan kota layak anak ini,”tambahnya.

Tiur pun tak memungkiri, bahwa masih ada saja kendala untuk mewujudkan kota layak anak ini. Sebut saja tidak adanya dokumentasi kegiatan yang telah dikerjakan atau dilaksanakan tiap instansi selama ini.

“Kalau ada hunbungannya dengan kegiatan anak, maka hendaknya  perlu didokumentasikan oleh setiap dinas, karena penilaian dari pusat salah satunya adalah dokumentasi kegiatan yang sudah dilakukan,”bebernya.

Tiur mencontohkan salah satu dinas seperti Disperkim, dimana instansi ini bisa menjadi salah satu penunjang dari terwujudnya kota layak anak. Pasalnya selama ini Disperkim banyak membangun sarana dan prasarana penunjang, seperti taman-taman bermain bagi anak.

“Yang dikerjakan Disperkim seperti taman bermain anak dapat menjadi penilaian pusat. Intinya ada penilaian serta indikator yang ditentukan. Maka itu dukungan setiap instansi terkait diperlukan,” tutupnya. (MC. Isen Mulang.1/engga)

Mayoritas Pelanggar Perda Sampah Berpendidikan SMA

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Mayoritas pelanggar Perda No 1 Tahun 2017 tentang Kebersihan di Kota Palangka Raya ternyata memiliki pendidikan yang cukup baik.

Dari 68 orang pelanggar Perda tersebut mayoritas berpendidikan SMA sederajat. Totalnya ada 50 orang. Dari jumlah ini bahkan ada yang sedang kuliah.

Sisanya yang lulusan S1 sebanyak 9 orang, SD sebanyak 7 orang, dan SMP sebanyak 2 orang. Ke-68 orang ini sudah menjalani sidang di tempat dan di kantor pengadilan karena membuang sampah di luar jam yang telah ditentukan sesuai Perda.

Kabid Kebersihan pada Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota  Palangka Raya, M Alfath mengatakan masih banyaknya warga yang tertangkap membuang sampah ke TPS di siang hari ini membuktikan jika kesadaran masyarakat dalam membuang sampah masih rendah.

“Sesuai Perda, jam buang sampah ke TPS dimulai pukul 16.00 WIB sampai pukul 07.00 WIB, karena itu terus kita sosialisasikan agar masyarakat mengetahuinya,” tutur Alfath, Kamis (31/10/2018).

Alfat menegaskan hasil penindakan Perda No 1 Tahun 2017 ini masih akan dirapatkan. Jika hasil evaluasi nanti disetujui, maka dinasnya akan melanjutkan lagi kegiatan penindakan ini. (MC. Isen Mulang/engga)

DPRD Kediri Belajar Infrastruktur Jalan Ke Palangka Raya

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Anggota DPRD Kediri, Jawa Timur melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Kota Palangka Raya, Rabu (31/10/2018).

Kunker mereka diterima di Ruang Peteng Karuhei I oleh Asisten III Ikhwansyah bersama SOPD teknis. Hadir pula Ketua Komisi A DPRD Kota Palangka Raya, Beta Syailendra.

Kedatangan DPRD Kediri yang dipimpin Maskur Lukman ini untuk belajar masalah infrastruktur jalan. Maskur menjelaskan saat ini di Kediri mulai mengganti konsep pembangunan jalan yang semula dari aspal menjadi cor semen.

Menurutnya konsep pembangunan cor semen sangat baik ketimbang aspal. Cor semen lebih tahan dan kuat, sedangkan kalau menggunakan aspal cepat rusak.

Sementara itu dalam penjelasannya Plt Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Palangka Raya, Imbang Triadmaji mengatakan di Kota Palangka Raya juga sudah menerapkan cor semen.

Hanya saja pembangunan jalan dengan cor semen masih difokuskan di wilayah pinggiran yang datarannya rendah seperti di daerah Flamboyan dan Pahandut Seberang.

Imbang mengatakan biaya pembangunan jalan dengan cor sangat mahal, namun kualitasnya sangat baik dan tidak mudah rusak serta biaya perawatan nol rupiah. (MC. Isen Mulang/engga)