16 Bayi Orangutan Merayakan Hari Kemerdekaan Di Rumah Barunya

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Setelah kampanye panjang selama setahun ditambah beberapa bulan proses pembangunan, baby house baru di Pusat Reintroduksi Orangutan BOSF di Nyaru Menteng akhirnya siap menampung para bayi orangutan yang tergabung di dalam grup Nursery.

Sehari setelah Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, ke-16 bayi orangutan memperoleh rumah barunya.

Yayasan BOS peraih penghargaan Brand of the Year Animalis Edition 2017-2018, Jumat (18/8/2017) memindahkan 16 bayi orangutan dari baby house lama ke yang baru.

Bangunan baby house lama telah digunakan sejak 2000 dan kini sudah kurang layak untuk menampung bayi orangutan yang jumlahnya sempat melonjak di atas angka 20 pasca kebakaran hutan besar yang melanda Kalimantan Tengah pada 2015.

Untuk menghadapi para bayi orangutan baru ini, Yayasan BOS meluncurkan kampanye penggalangan dana pembangunan baby house baru di Desember 2015 dan memulai pembangunan fisik di pertengahan 2016.

Yayasan BOS membangun baby house di kedua pusat reintroduksi orangutan yang dimiliki, Nyaru Menteng di Kalimantan Tengah dan Samboja Lestari di Kalimantan Timur. 

Baby house baru ini dilengkapi fasilitas bermain dan enrichment serta sekolah hutan khusus bagi grup Nursery yang berlokasi kurang dari 100 meter.

Setelah penantian selama 20 bulan, bayi orangutan di Nyaru Menteng segera merasakan nyamannya tinggal di rumah baru, khusus dirancang bagi mereka. 

Dalam siaran persnya, Jamartin Sihite CEO Yayasan BOS mengatakan ‘Merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia, Yayasan BOS berinisiatif menghadiahkan para bayi orangutan, sebuah rumah baru yang diharap bisa membantu mengasah kemampuan, dan terutama, menghapus trauma masa lalu.

“Semua orangutan yang kami selamatkan, terutama para bayi tentu memiliki trauma yang mendalam akibat terpisah dari induknya di usia yang masih belia,” katamya.

Dalam kurun waktu hampir dua tahun, sejak periode Agustus-September 2015 saat banyak terjadi kebakaran lahan dan hutan, sampai April 2017 ada 30 orangutan muda, usia berkisar antara 0-4 tahun yang telah diselamatkan dan masuk ke dalam pusat reintroduksi Nyaru Menteng.

Mereka semua kami selamatkan dari wilayah yang tidak jauh dari bekas hutan yang terbakar. “Kami harap bayi orangutan ini senang di sini, bisa tumbuh sehat, sehingga kelak kita bisa pulangkan mereka kembali ke hutan,” tambahnya.

Sementara itu Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wiratno mengatakan proses pelepasliaran orangutan membutuhkan banyak persiapan.

Dimana mereka harus menjalani rehabilitasi selama beberapa tahun terlebih dulu sebelum bisa dilepasliarkan ke hutan. Pendirian baby house ini salah satu bagian penting dalam proses rehabilitasi dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan terus mendukung mitra yang kegiatannya merehabilitasi dan melepasliarkan orangutan kembali ke hutan.

Dia menyebut sampai saat ini masih banyak orangutan yang harus diselamatkan dan masuk ke pusat rehabilitasi. Hal ini menunjukkan bahwa ancaman terhadap kelestarian orangutan masih ada. Kebakaran hutan, deforestasi, konflik antara manusia dengan orangutan yang sebagian besar menyebabkan kematian orangutan, penyelundupan orangutan ke luar negeri merupakan ancaman yang harus diselesaikan secara bersama-sama.

Diketahui, hingga 2017 ini Yayasan BOS telah melepasliarkan 301 orangutan ke hutan Kalimantan. Yayasan BOS bekerjasama dengan pemerintah, anggota dan kelompok masyarakat seperti ACG School di Jakarta, SMA Santa Ursula, dan CISV; para pelaku bisnis seperti 3V Natural Foods, Moxie Notion, Lazada, dan PT. SSMS; dan berbagai organisasi konservasi dari seluruh dunia seperti OPF, Orangutan Outreach, BOS Switzerland, BOS Deutschland, BOS Australia. (MC. Isen Mulang/engga)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *